PALU EKSPRES – Provinsi Hubei, Tiongkok, pada Rabu (12/2/2020) memberikan kabar melegakan. Mereka melaporkan adanya catatan penurunan jumlah kasus penyebaran virus Korona jenis baru. Catatan itu bahkan yang terendah sejak Januari 2020. Analisis itu memberikan kepercayaan kepada prediksi bahwa wabah itu bisa berakhir pada April 2020.
Namun, para pakar internasional tetap khawatir dengan penyebaran virus yang kini telah menewaskan 1.115 orang. Penasihat medis terkemuka Tiongkok Zhong Nanshan, mengatakan pada Selasa (11/2/2020), jumlah kasus baru turun di beberapa provinsi dan memperkirakan epidemi akan mencapai puncaknya pada bulan ini.
“Saya berharap wabah ini atau peristiwa ini dapat berakhir pada April,” beber Zhong seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (12/2/2020).
Zhong yang juga ahli epidemiologi juga pernah mengatakan kepada Reuters. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap meminta masyarakat dunia waspada.
“Dunia harus bangkit dan menganggap virus ini sebagai musuh publik nomor satu, vaksin masih 18 bulan lagi,” sebut pejabat WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Di lain sisi, saat ditanya tentang prediksi Zhong bahwa virus akan berakhir pada April, Kepala Petugas Medis Australia, Brendan Murphy, mengatakan terlalu dini untuk mengatakan itu. “Saya pikir kita harus menonton data dengan sangat cermat selama beberapa minggu mendatang sebelum kita membuat prediksi,” katanya kepada Australian Broadcasting Corp pada Rabu (12/2/2020), sambil memuji upaya Tiongkok untuk menangani virus Korona.
Total kasus virus Korona di Tiongkok kini mencapai lebih dari 44 ribu orang yang terinfeksi. Termasuk 2.015 kasus baru yang dikonfirmasi pada Selasa (11/2/2020). Jumlah itu diklaim lebih rendah sejak Januari 2020.
Dalam laman South Morning China Post, per Rabu (12/2/2020) korban jiwa akibat wabah Coronavirus telah mencapai 1.115 orang, naik 97 jiwa dari hari sebelumnya. Di seluruh daratan Tiongkok, ada 2.015 infeksi baru yang dikonfirmasi pada Selasa (11/2/2020), terendah sejak 30 Januari. (jawa pos)