Penanganan COVID 19 di Perbatasan Sulteng-Gorontalo, Petugas Kesehatan Diminta Tetap Siap di Tempat

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PARIGI– Sebagai upaya penanganan virus Corona atau Covid 19, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Parigi Moutong, Sutoyo meninjau Posko Siaga di jalur Perbatasan antara Provinsi Sulawesi Tengah dengan Provinsi Gorontalo di Desa Sijoli Kecamatan Moutong, Rabu, (1/4/2020).
Peninjauan posko siaga di perbatasan Sulteng dengan Provinsi Gorontalo ini oleh anggota DPRD bersama Bupati Parimo, Samsurizal Tombolotutu dan dihadiri sejumlah kepala OPD di lingkup Pemkab Parimo.
Dalam kesempatan tersebut, Sutoyo meminta tenaga medis yang melakukan pemeriksaan kesehatan kepada setiap penumpang mobil yang melintas untuk tetap siap siaga di tempat. Mengingat begitu banyak kendaraan roda dua maupun roda empat yang menumpuk saat menunggu antrian.
Apabila mereka ada yang lolos dari pemeriksaan kata Sutoyo, maka bisa terjadi ada yang terkena virus corona.
“Kalau kita berhitung 100 mobil kali tiga saja di dalamnya ada 300 orang bertumpuk di sana. Maka kalau ini tidak diatasi dalam antrian pemeriksaan kesehatannya, sudah pasti ada yang tertular virus. Siapa tau ada yang terjangkit,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Parimo, Samsurizal Tombolotutu berharap kepada tim penanggungjawab OPD serta tim lainnya di Posko perbatasan untuk saling memberikan masukan dari masing-masing posko siaga.
Menanggapi minimnya tenaga medis yang bertugas di posko perbatasan, Bupati Parimo telah memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Sosial dan meminta agar kader Bela Negara segera dikirim untuk membantu para medis dalam penaganan Covid 19.
“Ya kita pakai anak kita Bela Negara saja untuk membantu medis dalam penanganan virus Corona,” kata Bupati Samsurizal.
Samsurizal juga mengimbau kepada Pemerintah Kecamatan yang sesuai arahan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, bahwa pembelian alat kesehatan (Alkes) seluruhnya melalui Dinas Kesehatan.
Kapolsek Moutong, Siswanto juga meminta agar tim medis selalu standby di tempat untuk mengukur suhu badan para sopir maupun penumpang.
“Jangan sampai tidak berada di tempat karena Posko di wilayah perbatasan merupakan tempat menumpuknya manusia,” ujarnya.
“Sesuai hasil evaluasi kami, manakala jam 17.00 WITA telah ditutup di perbatasan Sijoli, maka petugas harus mengecek suhu badan saja, kemudian dipersilahkan duduk kembali sambil menunggu dibukanya jalan sehingga ini lebih aman,” kata Siswanto. (asw/palu ekspres)

Pos terkait