Waduh, Ada Pungli untuk Bercinta di Penjara, Tarifnya sama Dengan Sewa Hotel

  • Whatsapp

JAMBI, PE – Aroma terjadinya pungutan liar alias pungli menyeruak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kuala Tungkal, Kuala Tungkal, Jambi.

Salah seorang keluarga napi mengatakan pihaknya sering dimintai uang untuk membayar penggunaan bilik asmara yang nilainya antara Rp 300 ribu sampai Rp 500 Ribu.

Bacaan Lainnya

Pengakuan seorang istri napi YS, selama ini ia kerap dimintai uang oleh oknum lapas saat menjenguk suaminya. Uang itu harus dimasukkan kedalam amplop dan nilainya bervariasi. Jika hanya sekedar menjenguk biayanya tak pula terlalu besar. Bisa seikhlasnya saja.

Tapi, jika suami istri hendak menggunakan bilik asmara untuk “bercinta”, uang yang harus disetor bisa mencapai Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.

“Uang yang diberikan beragam jumlahnya. Kadang Rp 300 ribu dan kadang bisa sampai Rp. 500 ribu,” ungkapnya.

Biasanya, uang tersebut akan dimasukkan dalam amplop. Kemudian suaminya yang akan menemui oknum pegawai tersebut untuk menyerahkan uang.

Barulah setelah itu, akan diberikan ruangan bagi mereka untuk “bercinta”. Jika hanya menjenguk, maka setoran yang diberikan tidak sampai ratusan ribu. Dalam seminggu, biasanya ia akan menjenguk suaminya sampai dua kali.

Acap kali menjenguk, maka harus menyiapkan uang tersebut. “Suami saya itu divonis 6 tahun penjara, dan baru dua setengah tahun di Lapas Kuala Tungkal. Sekarang ia dipindahkan ke Bangko, bagaimana kami bisa menjenguknya,” terang Yeni dengan nada sedih.

Selain mengeluhkan adanya pungutan di lapas, YS juga keberatan dengan kebijakan Lapas yang memindahkan suaminya ke Lapas Bangko pada jumat (10/2) lalu.

YS bahkan sampai pingsan dua kali lantaran kaget mendengar pemindahan tersebut. Proses pemindahan dilakukan pagi-pagi sekali, sekitar pukul 04.00.

Istri napi tersebut baru mendapat kabar pada pagi harinya, setelah salah seorang teman suaminya di dalam lapas memberi kabar.

Kepada Jambi Independent, YS mengungkapkan kekecewaannya kepada pihak lapas. Pasalnya, pemindahan suaminya tersebut tanpa ada pemberitahuan sama sekali. Apalagi dirinya saat ini baru 40 hari melahirkan anaknya. Bahkan proses pemindahaan menurutnya terbilang sadis.

Suaminya dipaksa untuk mengikut dan tidak sempat membawa apa-apa. Bahkan selama perjalanan dari lapas yang berlokasi di kecamatan Bram Itam menuju lapas bangko, tidak diberi makan.

Pos terkait