Mudik Diambang Mata

  • Whatsapp
Hendi S Syafii. Foto: Istimewa

Oleh  Hendi S. Syafii (Kepala KUA Kecamatan Poso Kota)

Ramadhan adalah bulan yang dinanti setiap muslim dan mukmin dibelahan bumi. Entah jujur atau tidak, Ramadhan 1441 H kali ini begitu cepat terasa.

Bacaan Lainnya

Ramadhan dan puasa adalah dua buah kata yang tak terpisahkan. Kata Shiyam setidaknya disebut dalam Alquran sebanyak 8 kali yang berarti puasa. Akan tetapi kata shoum yang bermakna menahan diri untuk tidak berbicara, hanya sekali  (M. Quraish Shihab, Wawasan Alquran, 521). Satu-satunya kata shoum disebutkan dalam Alquran yang mengisahkan tentang kehidupan ibunda Nabi Isa as. Sebagaimana QS. Maryam (19) : 26. “Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, maka Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”.

Namun, tahun ini puasa kita berbeda. Kita tak lagi tarawih-an di masjid, jumat-an di masjid, I’tikaf-an di masjid, bahkan salat lima waktu pun kita tidak ke masjid, dan hampir semua aktifitas kita kerjakan di rumah. Semua karena wabah pandemi covid-19 yang melanda negara kita.

Kita tidak menghendaki ini, kita tidak menghendaki adanya wabah ini, akan tetapi jika hal itu terjadi maka panduan, pedoman, edaran, fatwa, berbagai macam imbauan dari pengampu kebijakan negeri ini, menjadi muara akhir tumpuan untuk kita ikuti. Toh, kita belum mampu mengambil kesimpulan-kesimpulan besar, hukum-hukum besar, fatwa-fatwa besar yang menjadi panutan umat besar.

Setiap kita, jika akan memasuki bulan nan suci ini, hati selalu bergetar, luruh penuh harap semoga disampaikan merasai indahnya Ramadhan. Sebab Ramadhan merupakan jalan bagi perantau dan pencari nur cahaya ilahiah, yang suatu saat akan mudik pada akhirnya.

Kini Ramadhan menyisakan beberapa hari lagi. Yang penting dan perlu disiapkan saat ini adalah menyongsong terbukanya pintu gerbang untuk peserta mudik. Yah, mudik. Menjadi peserta mudik tidaklah mudah. Peserta mudik hendaknya telah mengikuti ujian konfrehensif di madrasah (Ramadhan) hingga tuntas, menjadi santri di madrasah (Ramadhan) itu  dengan baik. Karena di madrasah (Ramadhan) itu,  setiap orang akan diasah, ditempa dan ditimpa. Di madrasah itu kita dituntut untuk puasa, ibadah, memperbanyak bacaan Alquran, bersedekah, sabar dan mampu mengekang hawa nafsu dan lain sebagainya.

Pos terkait