Jujur Pasca Ramadhan

  • Whatsapp
H. Sofyan Arsyad. Foto: istimewa

Jika ingin jujur, sebagian pembeli terkadang tidak adil terhadap “ina-ina” di pasar tradisional.  Tidak sah/asyik rasanya kalau ia belum tawar-menawar. Meski margin harga yang ditawar tipis sekali. Selisih lima ratus rupiah misalnya. Padahal giliran belanja pakaian di Mall atau pusat pertokoan, berapapun yang tertulis di label seketika dibayar tanpa komentar.

Sikap jujur juga dituntut dari seorang pedagang. Sebab pembeli dan pedagang yang tidak jujur, telah disindir Allah dalam surah Al Mutaffifin, “Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.

Menurut Ibnu Abbas r.a, latar belakang turunnya surah ini, berkaitan dengan perilaku ekonomi penduduk Yatsrib atau Madinah, di awal kedatangan Rasulullah. Mereka terkenal paling lihai dalam mempermainkan takaran dan timbangan. Namun, setelah turunnya surah tersebut, penduduk Madinah terkenal paling jujur dalam menimbang dan menakar. Wallahu álam.*

Pos terkait