Warga Palu Asal Malut Terus Dorong Kebhinekaan

  • Whatsapp

PALU, PE – Warga Palu, asal Maluku Utara, terus komitmen mendorong semangat kebhinekaan di tengah ancaman disintegrasi bangsa saat ini.

Komitmen itu terbangun, dalam silaturahmi warga Palu asal Maluku Utara bersama Danrem 132 Tadulako, Kolonel Inf. M. Saleh Mustafa yang berlangsung Minggu 12 Februari  malam di Golden Bakery, Jalan Masjid Raya, Palu.

Bacaan Lainnya

Danrem Saleh Mustafa yang asli Ternate itu mengatakan, semangat kebhinekaan itu harus terus dipertahankan, karena bangsa ini tengah berada dalam situasi dimana ada pihak-pihak tertentu hendak membenturkan antara satu suku dengan suku yang lain, satu etnis dengan etnis yang lain dan antarpemeluk agama.

“Kita harus terus menjunjung tinggi semangat yang dalam falsafah Maluku Utara adalah Marimoi Ngone Futuru (bersatu kita kuat),” kata Danrem yang juga putra salah seorang pembesar dari Keraton Kesultanan Ternate itu.

Dengan begitu, kata dia, warga Maluku Utara yang berada di Sulawesi Tengah, juga harus terus menunjukkan baktinya terhadap daerah dimana dia tinggal saat ini.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” tambahnya.

Senada dengan itu, Djamaluddin Ismail, wakil Ketua Pengadilan Negeri Palu, pada kesempatan itu mengatakan semangat kebhinekaan yang saat ini telah dipraktikkan oleh warga Maluku Utara yang berdomisili di Palu, haruslah terus dipelihara.

“Silaturahim ini diinsiasi oleh Ibrahim Drakel dan Michael The. Ini bukti adanya semangat kebhinekaan itu,” kata putra asal Tidore itu.

Ibrahim Drakel, kepala Bappeda Donggala, sebagai salah satu penginsiatif silaturahim itu mengatakan, acara itu dilaksanakan karena didasari atas kegelisahan terhadap putra-putri asal Maluku Utara yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Palu dan tinggal di Asrama Moloku Kie Raha.

Menurut Ibrahim Drakel, ia mendengar banyak informasi, bahwa banyak pemuda asal Maluku Utara yang tidak bersekolah, tapi ke Palu dan tinggal di asrama, kemudian melakukan tindakan kriminal.

“Mereka inilah yang mencoreng nama baik Maluku Utara. Maka mereka harus didata kembali dan dipulangkan ke Ternate,” katanya. Achmad Muchlis, ketua Asrama Moloku Kie Raha di Palu membenarkan itu.

Pos terkait