Oleh Muammar Sahlsyifa Adirai*
Normal baru (new normal) ditandai dengan tata hubungan baru dalam masyarakat di tengah pandemi Covid-19, namun data statistik kasus positif Covid belum juga ada tanda-tanda hal yang baru, angkanya masih terus meningkat. Pada laporan Sabtu (20/6/2020), angka kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 45.029 atau bertambah 1.226 kasus baru dibandingkan sehari sebelumnya. Dan total meninggal sebanyak 2.429 orang.
Menurut Achmad Yurianto, Jubir Covid-19, penambahan kasus baru terjadi didapat dari pemeriksaan sebanyak 19.917 spesimen. Artinya, setiap 16 orang terperiksa terdapat 1 orang terinfeksi Covid-19 di republik ini. Angka ini dipastikan jauh lebih kecil dibandingkan kasus di lapangan. Karena virus SARS-CoV2, pemicu penyakit infeksi Covid-19 bisa berbiak secara eksponensial. Pertumbuhan eksponensial ini artinya, jika jumlah kasus meningkat 2 kali setiap hari. Karena sifatnya yang eksponensial, jika dari 2 kasus pertama menjadi 4 kasus hanya butuh 2 hari. Demikian seterusnya hingga dari 1.000 kasus menjadi 2.000 kasus dan 10.000 menjadi 20.000 juga hanya dibutuhkan waktu masing-masing dua hari. Dispilin Negeriku.
Pola pertumbuhan pandemi Covid-19 seperti itu, tentu mengkhawatirkan, mengingat jumlah kasus positif terkonfirmasi Covid-19 yang belum juga menunjukkan tren penurunan, maka dibutuhkan tetap kewaspadaan dan menjalankan tips atau protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Namun, dalam kenyataannya yang kita amati, masyarakat masih banyak yang tidak peduli bahkan meremehkan protokol kesehatan tersebut. Era new normal yang memberikan ketegasan soal disiplin menggunakan masker dan tetap jaga jarak bila keluar rumah tak dihiraukan. Kerumunan orang tetap marak terjadi, mengingat sudah banyak pusat-pusat belanja, tempat rekreasi dibuka. Seakan seperti hidup normal saja, tak ada pandemi Covid-19. Padahal esensi menggunakan masker dan menjaga jarak adalah upaya untuk melindungi orang sakit agar tidak menularkan virus ke orang lain. Dan terpenting dapat menekan penyebaran virus corona tersebut. Disiplin negeriku.
Jadi, jika masyarakat negeri ini ingin kembali keadaan semula maka seluruh protokol kesehatan harus dipatuhi dengan komitmen yang tinggi, harus disiplin. Jangan pernah meremehkan virus berukuran nanometer ini. Berdamai dengan corona bukan berarti kita pasrah apalagi terserah. Namun, kita harus menjadikannya sebagai gaya hidup baru, dengan meningkatkan kualitas hidup. Gaya hidup terkait kesehatan pribadi untuk selalu menjaga kesehatan, terlebih selalu cuci tangan secara teratur secara baik dan benar, jaga jarak dan menggunakan masker bila beraktivitas di luar rumah. Hal ini tentu saja menjadi baik bagi pembentukan peradaban umat manusia pada masa depan. Kebiasaan baik itu, tetap patut diteruskan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan dan peradaban hidup baru yang lebih berkualitas bagi warga negeri ini.