PALU EKSPRES, PALU – Wabah pandemic Covid-19 sangat berpengaruh terhadap pergerakan laju inflasi gabungan dua kota di Sulawesi Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada bulan Juni 2020 untuk gabungan dua kota di Sulawesi Tengah sebesar 0,43 persen. Inflasi di Kota Palu tercatat sebesar 0,34 persen sedangkan kota Luwuk mengalami inflasi sebesar 0,77 persen.
Sebelumnya, inflasi gabungan 2 kota di Sulawesi Tengah sebesar 0,06 persen. Kota Palu sebesar 0,15 persen sedangkan kota Luwuk mengalami deflasi sebesar 0,39 persen.
Kepala BPS Sulteng Dumangar Hutauruk mengatakan inflasi gabungan 2 kota ini mempengaruhi inflasi tahun kalender selama bulan Desember 2019 hingga Juni 2020 sebesar 0,60 persen. Sementara inflasi tahunan untuk gabungan 2 kota di Sulteng sebesar 1,07 persen. Khusus untuk inflasi tahun kalender di Kota Palu sebesar 0,60 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 0,98 persen. Sedangkan inflasi tahun kalender di kota Luwuk sebesar 0,56 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,39 persen.
“Secara nasional, inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 1,33 persen. Kemudian, untuk yang terendah terjadi di Makassar sebesar 0,01 persen,” kata Dumangar pada press releas BPS Sulteng secara virtual, Selasa (1/7/2020).
Menurut Dumangar, untuk Kota Palu, transportasi memiliki andil terbesar pada inflasi bulan ini, yakni sebesar 1,32 persen, disusul makanan, minuman dan tembakau 0,54 persen dan pakaian dan alas kaki sebesar 0,32 persen.
Adapun komoditas penyumbang inflasi di Kota Palu, angkutan udara memiliki andil terbesar pada inflasi bulan ini, yakni sebesar 0,18 persen, disusul daging ayam ras dan ikan Cakalang masing-masing sebesar 0,10, jagung manis 0,05 persen, dan ikan Ekor Kuning sebesar 0,03 persen.
Sementara komoditas yang dianggap jadi penekan inflasi adalah perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen.
Sedangkan untuk kota Luwuk, makanan, minuman dan tembakau memiliki andil terbesar pada inflasi bulan ini, yakni sebesar 1,69 persen, disusul transportasi sebesar 1,48 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,51 persen, dan rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,32 persen.
Adapun komoditas penyumbang inflasi bulan ini kata Dumangar, adalah transportasi sebesar 0,17 persen, bawang merah sebesar 0,12 persen, disusul Ikan Malalugi 0,12 persen, Ikan Lolosi 0,08 persen, daging ayam ras 0,07 persen.
Sementara komoditas yang dianggap jadi penekan inflasi adalah kesehatan sebesar 0,10 persen, perawatan dan jasa lainnya 0,06 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen. (fit/palu ekspres)