PANGAN KELUARGA
Bruce mitchell, (ilmuan dari Waterloo university) yang pernah bekerja sama (join research and training selama 3 tahunan dengan PSL Universitas Tadulako, 1997), pernah melontarkan empat pikiran menarik. Rumusannya diuraikan dalam buku berjudul “Resources and Environmental Management”. Empat poin berfikir itu adalah : ketidak pastian (un certainty), compleksitas (conplexity), perubahan (change) dan konflik (conflict) (Bruce M., 2012). Inilah yg kita hadapi dalam mengelola kehidupan berkait dengan alam. Dan, covid 19 membuktikannya dengan sangat sempurna.
Untuk itu, maka semua pihak harus ikut serta menjadi solusi. Seluruh kabupaten kota harus mengambil peran partisipasi untuk saling mensubtitusi kebutuhannya hingga ke tingkat konsumsi keluarga. Langkah awal yang penting adalah memperkuat basis datanya. Sebagai contoh, perlu ada informasi yang akurat tentang jumlah penduduk dan kebutuhan pangannya. Potensi luas lahan dan areal layak tanamnya. Potensi produksi persatuan luasnya. Serta pola tanam yang sangat berkait dengan kondisi sarana irigasi dan saprodi lainnya. Realisasi produksi hingga saat ini.
Dengan begitu, semua daerah bisa mandiri menjaga kedaulatan dan ketahanan pangannya sendiri. Bila potensi lahan, baik sawah maupun lahan kering termasuk pekarangan terdata. Jumlah produksi per jenis, (terutama pangan dan hortikultura), per satuan luas dan per satuan waktu tersedia. Demikian pun jumlah kebutuhannya (konsumsi per kapita), maka kita bisa menentukan status kekurangan atau kelebihan pangan kita.
Selanjutnya, kita bisa merencanakan tindakan yang harus dilakukan untuk mengisi kekurangan atau mempertahankan ketersediaannya. Intinya, setiap keluarga harus punya makanan agar orang tidak mati karena lapar. Sebab, akibatnya lebih mengerikan dari bahaya Covid 19 itu sendiri.
REKOMENDASI
Beberapa pointer kegiatan awal yang harus diiktiarkan segera antara lain :
- Membangun komunikasi dan informasi antar stakeholder pertanian untuk menemukan kekompakan dalam menghadapi pandemi Covid 19.
- Melakukan pendataan yang akurat tentang potensi pertanian dan kebutuhan pangan hingga KR segment wilayah terkecil.
- Merumuskan langkah strategi bersama dalam membangun pertanian untuk skala jangka pendek dalam menghadapi wabah Covid 19, maupun jangka panjang untuk pertanian berkelanjutan.
- Merumuskan tindakan nyata dari setiap stakeholder, mengikuti alur kerja : siapa melakukan apa, bagaimana, dimana, kapan dan besaran biayanya (action plan).
- Memperkokoh solidaritas sosial dan modal sosial antar warga masyarakat hingga ke level rukun tatangga (RT).
Selanjutnya, ada beberapa usulan rekomendasi yang patut dijadikan agenda bersama antara lain :
1). Segera memberikan kredit lunak atau insentif kepada petani agar mereka sehat dan terus bersemangat. Dengan begitu, pada saat kita “stay at home”, mereka tetap di lahan dan terus menggarap lahan pertaniannya untuk makanan kita.