Provinsi Agraris, Sulteng Minim Ekspor Pertanian

  • Whatsapp
Dumangar Hutauruk. Foto: Screenshoot

PALU EKSPRES, PALU – Persentasi ekspor produk pertanian Sulawesi Tengah terus menurun empat tahun terakhir ini, yakni sejak 2017 hingga 2020. Bahkan, sejak 2019, persentase nilai ekspor Sulteng di bawah 1 persen dari total ekspor Sulteng.
Ekspor Sulteng selama ini masih didominasi oleh besi dan baja, BBM dan bahan kimia anorganik yang mencapai rata-rata 98,15 pertahun.
“Produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan makin kecil, kurang 1 persen dari total ekspor,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng G.A. Nasser dalam web seminar statistik “Rumahku Impianku” yang diadakan BPS Sulteng di Kota Palu, Selasa (25/8/2020).
Sebagai catatan kata Nasser, persentase ekspor produk pertanian pada 2015 mencapai 7,93 persen dari total ekspor. Tahun berikutnya, langsung anjlok menjadi 1,44 persen dari total ekspor. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan walau relative kecil, yakni 1,58 persen dari total ekspor.
Namun pada tahun 2018, kembali menurun menjadi 1,10 persen dari total ekspor.
“Dua tahun berturut-turut, yakni pada 2019 hanya 0,79 dan 2020 sebesar 0,69 persen atau tak sampai 1 persen dari total ekspor Sulteng yang mencapai 595,87 juta dolar Amerika Serikat,” kata Nasser.
Padahal menurut Nasser, produk pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan dominan dan menjadikan Sulteng hingga saat ini masih bercorak agraris.
Oleh karena itu Nasser berharap pemerintah daerah di Sulteng dapat memperhatikan, mengembangkan dan memprioritaskan produk tersebut sebagai produk ekspor utama untuk meningkatkan pendapatan daerah dan negara.
Apalagi produk tersebut memiliki keterkaitan langsung dengan kesejahteraan penduduk yang tidak sedikit menggantungkan hidup dari sektor pertanian, perkebunan perikanan dan kehutanan. (fit/palu ekspres)

Pos terkait