PALU EKSPRES, PARIMO– Mengantisipasi kejadian pohon peneduh yang kerapkali tumbang di tepi jalan Trans Sulawesi, Pemerintah Desa Bambalemo Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong bergotong royong melakukan penebangan pohon. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepala desa Bambalemo, Irvan Adenan mengatakan, keberadaan pohon peneduh ini sangat mengancam keselamatan para pengguna jalan maupun warga sekitar.
Ia mengaku, penebangan pohon peneduh tersebut telah dikoordinasikanya dengan pihak Pemerintah Kecamatan dalam hal ini Camat Parigi.” Iya saya sudah komunikasikan mengenai penebangan pohon-pohon ini kepada Camat Parigi,” kata Kepala Desa Bambalemo, Irvan Adenan kepada wartawan, Sabtu (10/10/2020).
Menurut Irvan, keberadaan pohon peneduh di tepi jalur Trans Sulawesi memang usianya sudah tua dan sudah lapuk. Sehingga, dinilai sangat mengancam keselamatan orang banyak yang hendak melintas di wilayah itu.
Ada sekitar puluhan pohon peneduh di tepi jalan Trans Sulawesi yang dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna jalan. Sebelumnya, kata dia, kejadian pohon tumbang di desanya sering terjadi.
“Kita khawatir, di musim penghujan seperri saat ini rawan terjadi pohon tumbang dan sebelumnya sudah beberapa kali kejadian pohon tumbang di desa ini. Dan, yang terpenting itu untuk saat ini aman ketika dilalui pengguna jalan,” kata Irvan.
Lanjut dia mengatakan, penebangan dilakukan mulai dari dusun 1 hingga dusun 3 di Desa Bambalemo yang berbatasan dengan Desa Bambalemo Ranomaisi.” Kami memilih melakukan penebangan hari ini, karena bertepatan ada pemadaman listrik,” ujarnya.
Penebangan pohon tersebut tambahnya, diawasi langsung oleh pihak PLN Parigi. Sebelumya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Parimo, Irfan Maraila mengatakan, pohon peneduh di Jalur Trans Sulawesi Kota Parigi usianya memang sudah tua dan perlu dilakukan peremajaan.
Hanya saja, untuk melakukan peremajaan Pemda belum punya anggaran untuk pengadaan pohon muda sebagai pengganti pohon peneduh trembesi yang sebelumnya sudah tua dan lapuk tersebut.
“Kami sudah pernah adakan ribuan pohon eboni sebagai penggantinya. Namun, itu tidak ada karena, anggaran kita tahun ini di pangkas untuk penanganan Covid-19,” terangnya.