PALU EKSPRES, PARIMO– Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) melalui tim percerpatan penurunan stunting kembali melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) terkait kegiatan yang telah dilaksanakan di desa.
Kepala Sub Bidang Sosial Budaya (Sosbud) Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parimo, Haerudin sekaligus tergabung dalam tim B pada monev stunting tahun 2020 di Kabupaten Parimo.
Haerudin menjelaskan, ada beberapa desa di Parimo masih menjadi lokus stunting, kemudian ada pula yang tak lagi menjadi lokus stunting. Sebab, telah mencapai target nol persen.
“Monev stunting kali ini langsung menyasar ke sasaran seperti, bidan desa, kader Posyandu, kader PKM, ibu hamil dan remaja putri,” ujarnya.
Menurut Haerudin, kegiatan monev tersebut berlangsung selama 3 hari yakni, mulai Jumat, 23 hingga Minggu 25 Oktober 2020. Kemudian, kegiatan itu pula, dibagi dalam 4 tim yakni, tim A,B,C, dan tim D.
Dalam kegiatan monev ini, sebut Haerudin, tim menyasar pada 6 kecamatan di wilayah bagian utara Parimo yakni, Kecamatan Moutong, Bolano Lambunu, Ongka Malino, Tomini, Tinombo, dan Tinombo Selatan.
Menurut dia, angka stunting di Kecamatan Moutong awalnya, mencapai 13,26 persen. Tetapi, tiba-tiba naik menjadi 43,75 persen. Dengan begitu maka tahun depan wilayah itu masih menjadi lokus stunting.
Sedangkan Desa Salepae, Kecamatan Moutong untuk tahun 2021 jelasnya, tidak lagi menjadi lokus atau sudah keluar dari lokus stunting karena, sudah mencapai target nol persen.
Ia menambahkan, angka stunting di Desa Moutong Timur sebelumnya, mencapai 8,9 persen. Kini naik menjadi 30,43 persen sehingga desa itu masih menjadi lokus stunting pada tahun 2021.
“Bertambahnya angka stunting di sebagian desa lokus stunting merupakan hasil dari evaluasi sebelumnya,” terangnya.
Oleh karena itu, maka pemerintah desa, kader PKM, Kader Posyandu, Bidan Desa, dan pihak terkait lainnya, harus lebih bekerja keras lagi untuk menurunkan angka stunting hingga nol persen. (asw/palu ekspres)