BKKBN Capai Target Promosi 1000 HPK pada 40.996 Keluarga

  • Whatsapp
Peserta antusias mengikuti jalannya Sosialisasi Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) Eliminasi Masalah Stunting (Emas) di Aula Fakultas Kedokteran Univesitas Alkhairaat yang digelar BKKBN Sulteng, Rabu 16 Desember 2020. Foto: Istimewa.

PALU EKSPRES, PALU – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berhasil mencapai target promosi 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Capaian tersebut diukur dari jumlah keluarga yang terpapar promosi 1000 HPK, sebanyak 40.996 keluarga.

“Berkat dukungan Bapak/Ibu terutama kader, penyuluh, dan kerjasama dengan bidan maka target 40.996 keluarga telah kami capai,” ujar Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng Maria Ernawati ketika membacakan sambutan pada kegiatan Sosialisasi Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) Eliminasi Masalah Stunting (Emas) di Aula Fakultas Kedokteran Univesitas Alkhairaat, Palu, Rabu 16 Desember 2020.

Kegiatan yang dihadiri kader, bidan, dan anggota Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Koorcab Korem 132 PD XIII/Mdk, dan anggota Bhayangkari Daerah Sulteng bertujuan membangun komitmen mitra kerja di tingkat kabupaten/kota demi terlaksananya BKB HI Emas dan tersosialisasinya pengasuhan 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting di kabupaten/kota.

Erna, sapaan akrab Maria Ernawati, mengatakan bahwa pada tahun 2019, jumlah keluarga yang terpapar 1000 HPK hampir 30 ribu keluarga dan tahun ini, ditargetkan 40.996 keluarga dan target tahun 2021 juga 40.996 keluarga.

Sulteng, ungkap Erna, masuk dalam 10 besar provinsi dengan prevalensi stunting tinggi di Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2019, penduduk Sulawesi Tengah (Sulteng) sebanyak 3,054 juta jiwa yang umumnya mendiami daerah pedesaan dengan presentasi 71 persen.

Dari jumlah penduduk ini, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan stunting 32,2 persen dan wasting 12,2 persen. Secara nasional, stunting 30,8 persen dan wasting 12,2 persen.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019, menunjukkan bahwa dari 136.761 bayi bawa lima tahun (balita) ditemukan 29.208 angka stunting atau 21,4 persen dari total balita. Angka yang masih tebilang tinggi sehingga memerlukan intervensi yang komprehensif.

Erna menambahkan bahwa stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000 HPK dari anak balita. Hal ini telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin di dalam kandungan, hingga usia anak 2 tahun menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang.

Pos terkait