BERLUMPUR – Kompleks pengungsian di Jalan Juanda, Kota Mamuju, yang becek, Sabtu 16 Januari 2021. Foto: kia/palu ekspres
PALU EKSPRES, MAMUJU – Ratusan pengungsi di wilayah Tambi, Kelurahan Momunyu, Kecamatan Mamuju, terpaksa tinggal di kompleks becek. Hujan yang mengguyur Kota Mamuju – Ibukota Kabupaten Sulawesi Barat pada, Sabtu 15 Januari 2020, membuat kompleks pengungsian tersebut berlumpur.
Saat ini konsentrasi pengungsi terdapat di sejumlah tempat. Selain Jalur Dua, ada pula di kompleks kantor Gubernr Sulbar dan di beberapa kantor pemerintah.
Dari sejumlah titik yang terpantau, kondisi pengungsian yang memprihatinkan adalah pengungsian di Jalan Juanda – pengungsian yang terletak di bagian barat pintu masuk Kota Mamuju. Kawasan yang terletak di ketinggian itu, menjadi pilihan terbaik warga karena dianggap aman dari ancaman tsunami – jika swaktu-waktu terjadi gempa susulan. Seperti yang diungkapkan Darwis (45) warga Tambi, yang sejak peristiwa naas Jumat dinihari sudah memboyong keluarganya di tanah kosong di kawasan Jalur Dua – demikian warga setempat menyebut kawasan jalan dua jalur tersebut.
Darwis mengaku di kompleks pengungsian yang ditempati, mereka mengalami banyak kekurangan khususnya kebutuhan sehari-hari. Ketiadaan pangan pokok memaksa mereka harus mengambil persediaan sembako di rumah mereka. Rekannya sesama warga Tambi aku Darwis, mendapati beras yang tidak bisa lagi dikonsumsi karena bercampur material akibat dihantam gempa dengan 6,2 magnitudo tersebut.
Di pengungsian tersebut aku Darwis, mereka mulai kehabisan stok pangan pokok. Beras lauk dan air bersih yang diangkut dari rumah bahkan sudah habis saat hari pertama di tenda pengungsian. Mereka pun aku pria dengan anak ini, hingga hari kedua gempa, belum sekalipun mendapat bantuan pemerintah. Padahal bantuan dari mana pun datangnya, katanya sangat dibutuhkan.
Sembako yang mulai habis sementara toko yang menjual kebutuhan pangan pokok belum beroperasi. ”Uang ada, tapi toko belum ada yang buka. Bantuan juga belum ada. Mau makan apa,” katanya ditemui di kompleks pengungsian, Sabtu 16 Januari 2021.
Masih di tenda Jalur Dua, Resti pelajar SMK Negeri 1 Mamuju, mengaku, saat ini persediaan sembako di tendanya makin menipis. Sambil menunjuk tempe yang tersisa, ia mengaku beras tinggal tersisa untuk dua kali makan. Demikian pula lauk, hanya tertinggal tempe dan seikat kangkung layu di dekat kompor. Kerabatnya yang bersebelahan tenda menuturkan makanan pokok makin berkurang. Sementara bantuan atau sekadar kunjungan dari pemerintah diakuinya hingga hari kedua belum ada. ”Kalo ada bantuan bisa bantu-bantu kami di sini,” aku ibu ini.