Agustinus juga mengaku bahwa terdapat nota pesanan dari 6 Gapoktan yang berisi ancaman.
“Ada nota pesanan dari enam Gapoktan itu, tapi dalam nota pesanan itu ada ancaman, kami (enam Gapoktan) akan membayar uang muka 30 persen apabila CV Bank Tani Maju telah menyemaikan kecambah itu kurang lebih seminggu. Apabila selama 12 hari Bapak Agus tidak laksanakan, kontrak putus,” katanya.
Menurutnya hal ini sudah melenceng dari kontrak awal. Ancaman Fahrin sebelumnya terbukti dengan putusnya kontrak 6 Gapoktan tersebut.
” Analisa saya begitu, karena saya tidak bisa memenuhi keinginan pembayaran ke dinas atau Fahrin sebesar 100 persen, inilah hasilnya, putus kontrak,” katanya lagi.
Agustinus mengatakan, setelah pihaknya menjawab nota pesanan itu, pihak DPP Morowali memanggil nya bersama 6 Gapoktan.
“Tiga kali mediasi, mediasi terakhir saya baru hadir. Pada mediasi pertama saya tidak hadir karena ada kegiatan di Mamosalato. Saya juga berpikir, seharusnya ini adalah urusan enam gapoktan dengan CV BTM, dan pihak dinas saya anggap tidak akan adil menilai masalah ini,” ungkapnya.
Rapat digelar di ruang Kepala DPP Morowali, Andi Irman bersama 6 Gapoktan.
“Dalam rapat ini, Pak Kadis bilang ke saya untuk legowo saja melepas 6 Gapoktan itu. Dengan alasan perusahaan tidak punya dana. Jadi pada pertemuan itu saya dicecar pertanyaan agar saya legowo putus kontrak dengan enam gapoktan itu,” katanya.
Kemudian ada mediasi lagi yang digelar DPP Morowali di Kantor Bupati. Kala itu ia berharap, Pemkab Morowali memahami keadaan.
“Dalam pertemuan itupun memang seakan-akan kami dipaksakan untuk memenuhi kemauan mereka, yakni datangkan kecambah tiga tahap,”paparnya.
Pemenuhan kecambah 3 tahap inipun ia akui telah berusaha dipenuhi. Meski 18 Februari 2020 batasan penyediaan kecambah dari dinas pada waktu itu.
“Karena pandemic Covid-19 ini, bandara tiba-tiba lockdown, ada keterlambatan pengiriman dari Medan. Sementara batas waktu itu 18 Februari 2020. Tetapi kami tetap berupaya datangkan, karena kecambah ini sudah terlanjur kami bayar di Medan. Bibit ini datang, kami undang enam Gapoktan ini untuk melihat bibit di penangkaran Beteleme, tetapi enam Gapoktan ini tidak datang,”sebutnya.