Mahasiswa Merdeka di Kampus Merdeka

  • Whatsapp
MHD Natsir. Foto: istimewa

MHD. Natsir (Dosen Jurusan PLS FIP UNP Padang)

KAMPUS merdeka yang senantiasa digaungkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim merupakan bagian dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Di mana tujuan akhir dari pendidikan di antaranya adalah memerdekakan setiap individu peserta didiknya dari berbagai keterbelakangan. Mereka yang tidak tahu menjadi paham dan yang tidak bisa menjadi meningkat kompetensinya. Sehingga potensi dari setiap peserta didik bisa dikembangkan dengan baik. Dalam hal ini haruslah dipahami bahwa mengembangkan potensi peserta didik berarti mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki bukan memaksa segala sesuatu yang memang peserta didik tidak memahaminya. Karena pendidikan adalah proses untuk mengarahkan dan mengembangkan segala potensi yang sudah dimiliki peserta didik atas dasar iman pada KhaliqNya.

Bacaan Lainnya

Mahasiswa merupakan kelompok terdidik yang diharapkan memiliki kebebasan dalam berfikir. Mereka dapat berfikir kritis terhadap segala sesuatu, terlebih kepada realitas sosial dan kenyataan hidup di masyarakat. sejatinya mahasiswa merdeka bukan hanya peduli kepada peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotoriknya semata, tetapi lebih dari itu juga harus memiliki kemampuan sosial yang memadai.

Mahasiswa di kampus merdeka bukan hanya mengisi kemampuannya dengan berbagai skill yang membuat mereka siap bekerja di masyarakat. Mahasiswa juga harus memiliki kemampuan sosial, sehingga bisa bersimpati, berempati kepada masyarakat. Mahasiswa harus peka dengan kehidupan sosial, sehingga bisa menjadi solusi terhadap persoalan yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa merdeka seharusnya bisa menjadi kelompok intelektual kritis yang bisa menjadi agen perubahan (agent of change) segala bentuk kondisi masyarakat yang tidak merdeka. Meskipun berada dalam kampus, tetapi pemikiran dan aksinya melampaui pagar kampus yang membatasi ruang gerak mereka.

Permendikbud No 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 tentang bentuk kegiatan pembelajaran merdeka belajar belum memperlihatkan kemerdekaan mahasiswa sebagi insan akademis yang kritis. Mahasiswa hanya dihadapkan pada pilihan beberapa kegiatan yang lebih menuntut dirinya sebagai “pekerja” bukan seorang pemikir yang merdeka untuk kritis terhadap realitas yang ada. Pilihan tersebut antara lain adalah pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, membangun desa/kuliah kerja nyata tematik.

Pos terkait