PALU EKSPRES – Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid rentan terinfeksi Covid-19 salah satunya penderita kanker. Jika sudah terinfeksi Covid-19, maka berisiko berat atau fatal. Ternyata ada kategori penderita kanker tertentu yang paling parah jika terinfeksi Covid-19.
Internis, Konsultan Hematologi dan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr. Ronald A. Hukom menjelaskan pasien dengan kanker telah terbukti sebagai kelompok yang dapat memiliki risiko infeksi Covid-19 parah yang lebih tinggi. Di antara pasien dengan kanker, tampaknya keganasan (darah) hematologis dan paru-paru serta adanya penyakit metastasis (kanker sudah menyebar) dikaitkan dengan peningkatan risiko.
“Infeksi berat terutama dialami oleh pasien-pasien kanker dengan keganasan darah/hematologi,” katanya dalam keterangan virtual baru-baru ini.
Sedangkan pasien dengan tumor padat atau solid jauh lebih rendah risikonya jika terinfeksi Covid-19 dengan pasien yang mengalami keganasan darah. Namun pasiem dengan tumor padat tetap berisiko terutama saat tahun-tahun pertama pengobatan atau saat didiagnosis.
“Terutama pada tahun pertama setelah diagnosis yang turun mendekati orang normal jika diagnosis> 5 tahun sebelumnya. Untuk keganasan apa pun, penyakit aktif memberikan peningkatan risiko Covid-19 parah yang signifikan,” jelas dr. Ronald.
Namun, insiden dan tingkat keparahan Covid-19 yang lebih tinggi pada pasien dengan kanker, dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita kanker. Dan ini adalah masih pengamatan berdasarkan studi retrospektif non-komparatif.
Lalu terkait vaksinasi Covid-19 untuk pasien kanker, menurut dr. Ronald, pasien kanker (atau dengan riwayat kanker) bisa mendapatkan beberapa jenis vaksin yang ada saat ini, tetapi ini tergantung juga pada banyak faktor. Misalnya seperti data vaksin, jenis kanker yang diderita, apakah masih dalam perawatan untuk kanker, dan kepastian sistem kekebalan bekerja dengan baik.
“Karena itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter Onkologi atau internis sebelum mendapatkan jenis vaksin apa pun,” tegasnya.
Hal itu senada dengan American Society of Clinical Oncology (ASCO) yang telah memberikan jawaban untuk beberapa pertanyaan penting terkait pemberian vaksin Covid-19 pada pasien kanker. Haruskah penderita kanker divaksinasi untuk melawan Covid-19?
Saat ini, pasien kanker dapat ditawarkan vaksinasi Covid-19 selama komponen vaksin tersebut tidak dikontraindikasikan. Panduan klinis sementara CDC saat ini membahas individu dengan gangguan sistem imun. Dinyatakan orang dengan kekebalan yang terganggu masih dapat menerima vaksinasi Covid-19 jika mereka tidak memiliki kontraindikasi terhadap vaksinasi.
Namun, mereka harus diberi penjelasan tentang profil keamanan vaksin yang tidak diketahui dan keefektifannya pada populasi yang terganggu kekebalannya, serta potensi penurunan respons imun dan kebutuhan untuk terus mengikuti semua panduan saat ini untuk melindungi diri mereka dari Covid-19.
Panel ahli mencatat bahwa sementara beberapa pasien immunocompromised mungkin mengalami penurunan respons terhadap vaksin, hal itu mungkin masih tetap memberikan beberapa manfaat dan penting untuk mengurangi risiko atau keparahan Covid-19 untuk pasien kanker, terutama mengingat bukti terbaru tentang tingkat infeksi parah yang lebih tinggi.
Lalu haruskah orang yang sedang menjalani pengobatan aktif untuk kanker divaksinasi untuk melawan Covid-19? Saat ini, pasien yang menjalani pengobatan kanker dapat ditawari vaksinasi untuk melawan Covid-19 selama tidak ada komponen vaksin yang dikontraindikasikan. Ahli Onkologi Medik memiliki pengalaman memberikan jenis vaksin lain kepada pasien yang menerima pengobatan kanker, termasuk kemoterapi, imunoterapi, terapi radiasi, atau transplantasi sel induk.
Strategi seperti menyediakan vaksin di antara siklus terapi, dan setelah masa tunggu yang tepat untuk pasien yang menerima transplantasi sel induk. Pengobatan imunoglobulin dapat digunakan untuk mengurangi risiko sambil mempertahankan kemanjuran vaksinasi. Lalu orang yang sudah menyelesaikan pengobatan kanker dan dinyatakan sembuh (survivors) dapat ditawari vaksinasi untuk melawan Covid-19, selama komponen vaksin apa pun tidak dikontraindikasikan. (jpc)