PARIMO, PE – Boleh jadi peradaban dunia jauh berkembang, namun ternyata masih saja ada daerah di Indonesia yang belum tersentuh pembangunan. Akibatnya, warga kesulitan untuk memenuhi hak-hak hidup mereka dengan akses yang mudah dan terjangkau.
Seperti yang dialami warga Desa Patingke, Kecamatan Tinombo, Parimo. Karena akses pembangunan yang belum tersentuh, mereka terpaksa harus mengantar jenazah warga yang meninggal di rumah sakit di Kota Parigi dengan menggunakan kendaraan roda dua menuju desa itu.
Laporan Aswadin/Parimo
JUMAT siang, 17 Februari sekira pukul 14.00 wita, seorang lelaki paruh baya terlihat memeluk dengan erat sesosok tubuh yang terbungkus kaku dalam sebuah kain putih.
Sementara tubuhnya terlihat berusaha mengimbangi letak duduknya di kendaraan roda dua yang ditumpanginya. Lelaki itu adalah salah satu kerabat dari jenazah yang digendongnya, Nuraisah, gadis 15 tahun yang meninggal akibat penyakit sesak napas.
Pemandangan ini terasa begitu miris dan mengharukan. Ketika dalam keadaan berduka pun, dia harus tetap tegar menggendong jenazah anak gadis itu agar bisa disemayamkan di rumah duka di Desa Patingke, Kecamatan Tinombo, Parigi
Moutong yang jaraknya sekira 15 kilometer dari pusat ibukota Tinombo.
Lelaki itu terpaksa harus menempuh jalan itu. Dan, hanya itu satu-satunya cara untuk bisa mengantar pulang jenazah kerabatnya agar bisa disemayamkan dengan layak.
Medan jalan yang sulit memaksa pria itu terpaksa menggendong jenazah. Akses jalan menuju desa itu memang belum memadai. Untuk bisa menempuh desa itu, warga hanya bisa melakukannya dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan roda dua. Belum ada akses jalan yang dibangun untuk kendaraan roda empat.
Sekdes Patingke, Andi Kaslan mengatakan kondisi itu memang sangat menyulitkan bagi warganya untuk bisa mendapatkan akses pembangunan apapun.
Dia menceritakan, sehari sebelum dipanggil sang Khalik, Kamis 16 Februari 2017 keluarga menggotong tubuh almarhumah yang tak berdaya secara bergantian menggunakan kain gotong sebagai tandu menuju Rumah Sakit Tombolotutu. Jarak tempuh dusun itu menuju rumah sakit 15 kilometer. Keluarga almarhumah harus turun gunung melintasi jalan setapak agar bisa membawa almarhumah menuju rumah sakit Tombolotutu.