Oleh Hasanuddin Atjo
Di Senin siang, 15 Maret 2021 saya berkesempatan berdialog singkat dengan Gubernur Sulteng tepilih priode 2021-2026, Rusdy Mastura di salah satu rumah makan di Kota Palu dengan menu khas “rahang ikan tuna”.
Menurut Bung Cudi, sapaan akrab Rusdy Mastura bahwa pemimpin di daerah harus bekerja sebagai manajer, bukan sebagai pekerja. Mulai ketua RT dan RW, Kepala Desa, Pejabat struktur atau Eselon sampai dengan pemimpin daerah itu sendiri.
Menurutnya seorang manajer yang sukses, lebih disebabkan oleh sifat yang mau maju antara lain senang belajar, mendengar, melihat dan berpendapat, diakhiri kemampuan menyusun sebuah rencana dan kemudian mengeksekusinya.
Sambil tersenyum dan berkelakar Bung Cudi berkata maklum sajalah sekolah saya “tidak tuntas”, tetapi saya telah ditakdirkan oleh yang Kuasa menjadi seorang kepala daerah dan akhirnya suka tidak suka saya harus banyak belajar.
Dan saya kemudian mengomentari pernyataan Bung Cudi . Oh iya. Itu juga namanya kuliah di universitas. Saya sengaja diam sejenak , agar yang hadir jadi penasaran kenapa disebut kuliah di universitas. Dan saya melanjutkan komentar:
Namanya “Universitas Kehidupan”. Mendengar istilah itu semua pada tertawa lepas. Sudah banyak juga alumninya lanjut saya. Di antaranya, Albert Enstain, Bob Sadino, Susi Pujiastuti, mantan menteri Kelautan di era Jokowidodo priode pertama.
Manajer, menurut Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta adalah nilai atau kemampuan seseorang yang diukur dari ide atau gagasannya, kemudian dinarasikannya. Setelah itu dieksekusi yang membawa satu perubahan yang lebih baik.
Saya melanjutkan komentar saya bahwa yang membedakan manajer dan pekerja biasa ( staf), adalah pola berpikirnya. Manajer tentunya memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar daripada pekerja biasa.
Manajer harus menempa mental dirinya untuk menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, disiplin, update, adaptif dan inovatif. Agar dia tidak ketinggalan kereta dan saya sebut dengan istilah “kereta perubahan”.
Menurut sejumlah pakar, bahwa setidaknya ada 12 karakter yang harus terus diasah oleh seorang manajer agar dia bisa menjadi salah satu penumpang terpilih di kereta perubahan yang segera meninggalkan stasiun.