Rusdy Mastura: Idealnya Bekerja Sebagai Manajer

  • Whatsapp
Rusdy Mastura dan Hasanuddin Atjo. Foto: Facebook HasanuddinAtjo

Pertama, bertanggung jawab atas situasi maupun keputusan yang diambil. Manajer sosok yang dinilai memiliki kesempatan menciptakan sesuatu atau karya yang tadinya tak ada menjadi ada.

Seorang pekerja biasa, lebih pada menjalankan semua tugas tanpa harus berpikir akan baik buruknya kontribusi tugas itu bagi kemajuan perusahaan. Yang paling penting menurutnya tugas pokok selesai.

Bacaan Lainnya

Kedua, Visi jangka pendek maupun jangka panjang dibangun simultan. Sedangkan staf, fokus kepada hal hal yang bersifat jangka pendek saja. Manajer harus mewujudkan setiap visi, maupun ide brilian yang sudah terlintas di benaknya.

Ketiga, mengubah tantangan jadi peluang. Manajer selalu dituntut berpikir “out of the box”. Semua ide baru yang liar dan ada sebuah keinginan mewujudkannya, maka harus direrencanakan secara baik agar bermanfaat dan membangun

reputasi.

Keempat, tetap “merasa lapar dan bodoh” Seperti kata Steve Jobs; Stay hungry, stay foolish. Manajer

sukses tidak pernah merasa dirinya sudah hebat. Mereka selalu ada rasa lapar dan haus terkait inovasi.

Hal ini saya tangkap di saat diskusi dengan Mardani H. Maming, ketua HIPMI saat ini dan mantan Bupati Tanah Bumbu dua priode, terobsesi akan mengembangkan teknologi budidaya udang vaname supra intensif ( produktifitas 150 ton/ha/siklus) berskala industri di sejumlah wilayah diantaranya di Sulteng.

Kelima, membangun objektifitas dan cinta pekerjaan. Seorang manajer harus berusaha selalu objektif, tidak mendengar informasi sepihak. Dan, kedua manajer harus mencintai pekerjaan yang diberikan padanya meskipun tidak disenangi.

Rhenal Kasali, guru besar UI dan tokoh perubahan mengemukakan bahwa memulai sebuah pekerjaan harus diawali dengan membangun rasa bahagia. Pekerjaan seberat apapun kalau diawali kebahagian pasti akan lebih ringan.

Keenam, tidak tabu langgar aturan baku. Seorang manajer diharuskan berani melanggar atau mendobrak aturan baku konvensional yang dinilai menghambat kemajuan. Dan saat ini di manajemen pemerintah dikenal dengan istilah diskresi.

Ketujuh, tidak dibatasi waktu kerja. Seorang manajer, waktu kerjanya harus fleksibel. Umumnya waktu kerja manajer sukses melebihi dari yang seharusnya karena tuntutan kemajuan.

Pos terkait