Mengefektifkan Komunikasi dalam Pembelajaran

  • Whatsapp
MHD Natsir. Foto: Istimewa

Oleh MHD. Natsir*

Pandemi Covid-19 telah merubah pola komunikasi dalam pembelajaran. Pembelajaran konvensional tatap muka tergantikan oleh sistem daring. Pembelajaran yang banyak memanfaatkan teknologi informasi dalam setiap prosesnya. Namun sampai saat ini pembelajaran dengan sistem daring belum sepenuhnya efektif. Berbagai persoalan yang muncul seperti kesalahan peserta didik dalam memahami materi pelajaran tidak hanya dikarenakan media yang kurang mendukung, tetapi juga dikarenakan komunikasi yang kurang efektif antara pendidik dengan peserta didiknya.
Kondisi ini tidak hanya dikeluhkan oleh peserta didik, tetapi juga pendidiknya. Seperti seorang pendidik yang terganggu dengan pesan yang dikirim oleh peserta didiknya dirasakan kurang sopan. sehingga si pendidik merasa tidak dihargai. Bahkan terkadang ada pendidik yang mematikan notifikasi pesan yang disampaikan-seperti aplikasi WhatsApp yang memberikan notifikasi dengan centang biru untuk pesan yang sudah dibaca. Ketika notifikasi ini dimatikan maka tidak akan diketahui pesan yang dikirimkan sudah dibaca atau belum. Sedangkan peserta didik akan tetap menunggu apakah pesannya sudah dibaca atau belum?. Maka dalam kondisi seperti ini sebenarnya pendidik sudah menutup komunikasi dari awal kepada peserta didiknya, yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif.
Selanjutnya muncul juga keluhan dari peserta didik yang malas belajar karena tidak paham dengan materi pelajaran yang diberikan. Kalaupun bertanya kepada pendidiknya, seringkali setiap pertanyaan yang dikirimkan tidak ditanggapi. Apabila dijawab, kalimatnya seringkali berupa pertanyaan balik, “Apakah saudara tidak memperhatikan penjelasan saya saat pembelajaran daring sedang berlangsung?”. Sehingga akhirnya peserta didik tidak mau bertanya lagi dengan pelajaran yang sebenarnya belum mereka pahami.
Beberapa peristiwa ini muncul selama pembelajaran daring sedang dilakukan. Pembelajaran menjadi terganggu karena komunikasi tidak berjalan secara efektif. Padahal, komunikasi pembelajaran dalam sistem daring tidak jauh berbeda dari pembelajaran tatap muka. Etika dan aturan dalam pembelajaran haruslah tetap dijaga selayaknya pembelajaran tatap muka. Sehingga kesalahan dalam memahami pesan bisa dihindari. Ada beberapa poin yang harus menjadi perhatian bersama agar komunikasi dalam pembelajaran menjadi lebih efektif.
Pertama, membuat aturan yang disepakati bersama sebelum pembelajaran dimulai. Biasanya di awal pertemuan semester ada aturan yang dibuat bersama dan harus ditaati oleh semua. Aturan tidak hanya untuk peserta didik, tetapi juga juga harus ditaati oleh pendidiknya. Karena saat ini pembelajaran dilaksanakan secara daring, maka semua aturan terkait pembelajaran daring bisa disepakati bersama. Seperti kehadiran lima menit sebelum pembelajaran, meminta izin ketika meninggalkan ruang pembelajaran daring. Bahkan pendidik bisa membuatkan tata cara yang seharusnya dilakukan peserta didik dalam menghubungi pendidiknya saat akan menanyakan sesuatu. Menjelaskan waktu-waktu yang disediakan untuk menjawab pertanyaan. Sehingga kalau peserta didik bertanya di luar waktu itu, mereka akan paham ketika respon dari pendidik sedikit terlambat.
Kedua, pendidik semestinya merespon setiap pertanyaan yang masuk kepadanya. Mungkin bagi si pendidik pertanyaan itu sepele, tetapi bagi peserta didiknya tidaklah demikian. Karena ketika seorang peserta didik bertanya kepada pendidiknya, berarti ada sesuatu yang penting menurut mereka yang perlu mendapatkan respon dari pendidiknya. Menjawab pertanyaan peserta didik dalam hal ini tentu saja memberikan kesempatan dan keberanian dari peserta didik untuk membuka komunikasi pada kesempatan berikutnya. Sehingga hal ini menimbulkan keberanian dan sikap aktif mereka meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring.
Ketiga, mengajarkan peserta didik etika yang baik dalam berkomunikasi secara daring. Setiap kalimat yang dituliskan dan diucapkan dengan alat digital akan berbeda ketika diucapkan saat tatap muka langsung. Sehingga dalam hal ini ketika menulis kalimat haruslah diperhatikan betul tanda baca. Tanda seru dengan tanda tanya jangan sampai tertukar. Karena ketika tertukar, maksudnya ingin bertanya menjadi memerintah. Begitu juga dengan penggunaan emoticon yang tidak sesuai. Jangan sampai muncul emoticon marah, padahal maksudnya ingin bertanya. Tentu saja ini akan mengganggu efektivitas komunikasi.
Keempat biasakan untuk melakukan konfirmasi ulang terhadap peserta didik yang dirasa tidak benar atau kurang tepat dalam menuliskan pesannya. Hal ini penting sehingga tidak membuat peserta didik terlalu jauh melakukan kesalahan kepada pendidik yang lainnya. Karena ini secara tidak langsung mengajarkan peserta didik untuk menulis yang baik dan yang benar.
Kelima, seorang pendidik haruslah menjaga komunikasi yang akrab dengan peserta didiknya. Si pendidik seharusnya sangat paham dengan kondisi dari masing-masing peserta didiknya. Ketika ada salah seorang peserta didik yang tidak hadir dalam ruang belajar Zoom misalnya, maka tidak ada salahnya pendidik mencoba menghubungi anak didiknya tersebut untuk mencari tahu penyebab ketidakhadirannya dalam pembelajaran. Bisa saja dia dalam kondisi sakit, tidak memiliki kuota internet untuk belajar, atau memang ada masalah lain yang membuat dia tidak bisa mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya. Sikap tidak mau tahu dan membiarkan peserta didik tidak hadir dalam waktu yang lama akan menimbulkan masalah baru dalam pendidikan.
Oleh sebab itu, membangun komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran daring ini sangatlah dibutuhkan. Agar proses belajar bisa berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran daring, etika dan pembentukan karakter semua peserta didik dapat dilakukan salah satunya dengan menjalankan komunikasi secara baik dan efektif. Sehingga anak merasakan kehadiran gurunya dalam setiap pembelajaran, meskipun tidak tatap muka. Karena perhatian, tatapan hangat, nasehat dari pendidik akan selalu memotivasi mereka menjadi lebih baik lagi.
Semoga saja, pembelajaran daring yang masih dilaksanakan sampai saat ini bisa lebih baik lagi dengan mengefektifkan komunikasi dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan. ***

Pos terkait