Menuju WBK dan WBBM, Lapas Kelas III Parigi Canangkan Zona Integritas

  • Whatsapp
Pencanangan pembangunan zona integritas (ZI) secara virtual dalam rangka menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Kamis (25/3/2021). Foto: Aswadin/PE

PALU EKSPRES, PARIMO- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Parigi Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, melakukan pencanangan pembangunan zona integritas (ZI) dalam rangka menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
Kegiatan dipimpin Kepala Lapas (Kalapas) kelas III Parigi, Muhammad Askari Utomo, Amd. IP, SH, MH, bersama pihak Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Sulawesi Tengah yang digelar secara virtual, bertempat di aula Lapas kelas III Parigi, Kamis (25/3/2021).

Kalapas Kelas III Parigi, Muhammad Askari Utomo. Foto : ASWADIN/PE


Kalapas Parigi Kelas III Muhammad Askari Utomo mengatakan, program tersebut merupakan program prioritas Lapas kelas III Parigi untuk menerapkan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi.
“Karena pada prinsipnya memang membangun WBK ini kita harus berbenah di segala sektor yang tujuan utamanya memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Kalapas Kelas III Parigi, Muhammad Askari ditemui usai kegiatan.
Ia mengatakan, untuk memaksimalkan program ini pihaknya fokus mencanangkan tiga area prioritas, pertama pelayanan terpadu pada bagian depan pintu masuk. Karena, kata dia, semakin panjang sebuah birokrasi, peluang untuk penyelewengan juga semakin besar.
“Jadi kami berupaya, apapun yang diselesaikan misalnya, pelayanan hak-hak warga binaan (Warbin) dan pelayanan informasi kepada masyarakat, kita selesaikan saja di pintu depan. Karena sistemnya pelayanan terpadu satu pintu,” ujarnya.
Kemudian, fokus kedua adalah administrasi kepegawaian, hal itu kata dia pembenahanya lebih pada internal Lapas itu sendiri. Lalu yang ke tiga, upaya peningkatan kualitas pembinaan kegiatan kerja bagi warga binaan yang lebih produktif.
“Kenapa kita sebut itu prioritas, karena ketika kegiatan dilaksanakan, tetapi tidak maksimal, lebih baik kita buat satu atau dua kegiatan dan itu menurut saya lebih bermanfaat dan efektif. Jadi itulah gunanya sehingga kami fokuskan tiga area prioritas untuk penereapan manejemen perubahan ini,” katanya.
Selanjutnya, untuk mengisi waktu luang bagi warga binaan di Lapas itu, pihaknya berencana membangun sebuah usaha batako untuk dipasarkan, yang kemudian menjadi sumber penghasilan bagi mereka.
“Batako itu kita tahu pasti orang butuh untuk bangun rumah dan lainnya. Jadi dalam hitungan kami kalau itu terlaksana puluhan warbin bisa menjadi tenaga kerja di usaha itu,” ujarnya.
Dengan begitu, warbin bisa berpenghasilan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka selama menjalani hukuman di Lapas. “Jadi sektor di kegiatan kerja yang kami pacu, intinya outputnya harus lebih produktif dan kualitasnya bagus. Sehingga berapapun harganya, bisa diterima oleh masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini lebih mengedepankan transparansi dan keterbukaan. Sehingga, dalam kegiatan tersebut Lapas kelas III Parigi mengundang sejumlah pihak terkait seperti, keluarga warbin, pihak eksternal, aparat desa setempat, media, dan masyarakat sekitar Lapas.
Sehingga, rencana membangun WBK ini tidak hanya pegawai Lapas yang mengetahuinya tetapi minimal juga diketahui masyarakat luas dan stakeholder terkait. “Kami juga memohon dukungan dari rekan-rekan semua sebagai penyambung lidah kami,” ujarnya. (asw/palu ekspres) 

Pos terkait