Kades Lantapan Kerja Proyek Irigasi P3A, Warga Keberatan Akan Ditampar

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, TOLITOLI – Kepala Desa (Kades) Lantapan, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Ali Baba, mengancam akan menampar warganya yang keberatan terkait bantuan pengerjaan jaringan irigasi milik Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) senilai Rp136 juta yang ditanganinya di desa setempat.

Proyek pembangunan Jaringan Irigasi Tersier (JIT) untuk P3A Kariya Bone itu diakui Ali Baba diperoleh dari hasil lobi yang dilakukannya di Balai Sungai dan Air (BSDA) Provinsi Sulteng. Sehingga tak boleh ada yang keberatan meskipun anggarannya masuk di rekening kelompok P3A.

Bacaan Lainnya

” Itu proyek saya lobi di Palu, kelompok P3A saya cuma pinjam, proposal juga saya yang bikin,” kata Kades Lantapan, Ali Baba kepada media ini.

Kades Lantapan itu juga mengakui kalau kepengurusan kelompok P3A di desa itu telah dilakukan perombakan pengurus menjelang anggaran dikucurkan dari BSDA Palu.

Ali Baba beralasan reshuffle pengurus P3A Kariya Bone di Lantapan yang diinisiasinya dikarenakan ketua dan bendahara P3A yang sudah tidak produktif.

” Sudah tua jadi saya rombak pengurusnya,” tutur Ali Baba.

Sementara Ketua P3A Kariya Bone, Lahadi yang dipecat dari jabatan kepengurusan kelompok, menyatakan kalau dirinya tak pernah mendapat konfirmasi dari Kades Lantapan jika dirinya bersama bendahara telah dicopot.

” Saya kaget tanpa dikase tau sebagai ketua saya diganti, saya ini menjadi ketua dipilih oleh anggota, bukan Kades,” ungkapnya, Minggu (25/4/2021).

Lahadi mengaku heran dengan sikap Kades Lantapan, Ali Baba yang tiba-tiba datang di rumahnya dan mengucapkan kata-kata kasar bahwa akan menampar warga yang keberatan jika proyek JIT yang dikerjakannya ada yang protes.

” Itu saya punya proyek, kalau ada yang keberatan saya tampar,” kata Lahadi menirukan pernyataan Kades.

Demikian halnya, Sudarmin selaku bendahara P3A Kariya Bone yang juga ikut dipecat mengakui kalau pembangunan JIT Rp236 juta adalah milik kelompok dan swakelola, namun faktanya para pekerja yang diperkerjakan Kades bukan warga lokal.

” Yang menjadi pekerja irigasi itu, warga dari luar Desa Lantapan, sementara di desa ini juga banyak tukang,” keluh Sudarmin.

Pos terkait