Menekan Kemiskinan dan Perbaikan Gizi, Maksimalkan Peran Pasar Mitra Tani

  • Whatsapp
Hasanuddin Atjo. Foto: Istimewa

Oleh Hasanuddin Atjo

DALAM satu perjalanan di pagi hari Makassar-Jakarta sengaja memilih Citilink berbadan lebar, jenis Airbus 330-900 NEO. Pesawat Anyer ini seatnya berjumlah 365, terdiri 42 seat ekonomi premium (seat pitch 38 inci) dan 323 seat klas ekonomi (seat pitch 31 inci).

Bacaan Lainnya

Dalam hati saya berkata bahwa inilah strategi membangun daya saing moda transportasi udara oleh sejumlah maskapai. Pesawat kapasitas angkut besar ini hanya melayani rute bandara feeder ke feeder (antarbandara pengumpul) seperti rute Makassar-Jakarta; Medan-Jakarta; Bali-Jakarta.

Penumpang maupun barang yang diangkut pesawat berkapasitas kecil dan sedang yang berasal dari bandara pengumpan, disebut hub akan terkumpul di Makassar dan kemudian diangkut menggunakan pesawat berbadan lebar menuju Jakarta atau ke luar negeri.

Secara kebetulan di samping saya duduk bekas staf saya, sewaktu bertugas di Makassar 14 tahun lalu. Rupanya yang bersangkutan telah menjabat sebagai salah satu kepala bidang di Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan.

Setelah basa basi ngobrol tentang masa lalu, saya mulai agak serius dan fokus pada bidang tugasnya. Dan bertanya bagaimana program Pasar Mitra Tani  (PMT) dan dahulu dikenal dengan TTIC atau Toko Tani Indonesia Center. Dan saat ini getol disosialisasikan oleh Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo.

Ohh, itu kebetulan menjadi salah satu tupoksi di bidang saya senior, dia memanggil saya menggunakan sebutan itu. Dia melanjutkan lagi komentarnya bahwa di daerahnya sudah menjalankannya berdasar petunjuk teknis dari Kementrian Pertanian. Bagainana itu dinda ? tanya saya, ingin tau lebih jauh.

Intinya, kata yang bersangkutan bahwa PMT yang dimulakan tahun 2018 mempunyai tugas dan fungsi membantu masyarakat, khususnya yang berpendapatan rendah dalam hal kemudahan akses kebutuhan pangan. Harganya lebih murah dari harga pasaran karena ada subsidi dari Pemerintah. Kita tidak ambil untung, hanya mempertemukan atau memfasilitasi antara penjual dan pembeli .

Ada dua pola pendistribusiannya, pertama berbasis aplikasi online menggunakan jasa Gojek maupun Grab, bebas biaya antar, karena ada subsidi dari APBN. Dan kedua dijalankan secara Mobile, gunakan mobil bergerak mendatangi daerah target seperti yang dipraktekkan bank Mobile dan pembuatan SIM kendaraan bermotor.

Pos terkait