PALU EKSPRES, JAKARTA – Beberapa hari terakhir konflik Israel-Palestina kembali memanas. Hamas pimpinan Ismail Haniyeh menjadi perhatian yang terus melakukan perlawanan meski digempur serangan udara militer Israel.
Siapa Hamas? Siapa pendukungnya dan bagaimana mereka mendapatkan persenjataan dan rudal untuk menyerang Israel?
Sebuah artikel yang dikutip Pojoksatu.id dari Dw.com mengungkap semua hal yang penting Anda ketahui tentang Hamas.
Hamas diketahui menguasai Jalur Gaza sejak 2007, berulang kali menyerang Israel. Mereka memiliki sejumlah sekutu asing.
Di masa lalu, banyak media Jerman menyebut Hamas sebagai organisasi Islam radikal.
Baru-baru ini, ketika pertempuran Israel-Gaza berkobar lagi, media menyebut Hamas sebagai kelompok teror Islam.
Mayoritas pemerintah Barat, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat, telah mengklasifikasikannya sebagai organisasi teror.
Kecuali Norwegia dan Swiss. Keduanya memilih posisi netral dan menjaga hubungan diplomatik dengan organisasi yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007 itu.
Sejarah singkat Hamas
Hamas didirikan pada 1980-an dan telah menentang Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) bentukan almarhum Yasser Arafat sejak awal.
Ada klaim bahwa awalnya pemerintah Israel membantu membiayai Hamas untuk membangun penyeimbang PLO – meskipun pihak berkepentingan menyangkal bahwa Israel memainkan peran apa pun dalam pendirian organisasi tersebut.
Berbeda dengan PLO, Hamas tidak mengakui keberadaan Israel. Lambangnya menggambarkan Kubah Batu di Yerusalem, dan garis besar wilayah Israel, Gaza, dan Tepi Barat sebagai satu negara Palestina.
Pada 1993, Arafat berdamai dengan Israel dalam konteks Kesepakatan Oslo, mengakhiri intifada pertama yang dimulai pada 1987.
Tapi Hamas menolak proses perdamaian dan melanjutkan serangan terornya terhadap Israel.
Pada tahun 2006, Hamas memenangkan mayoritas mutlak dalam pemilihan umum Gaza.
Pada tahun 2007, ia memperkuat cengkeramannya di daerah kantong pantai melalui kudeta yang kejam.
Sejak itu, Tepi Barat dikendalikan oleh partai Fatah yang moderat di bawah pimpinan Mahmoud Abbas, sementara Gaza tetap di bawah kendali Hamas.
Hamas melanjutkan perangnya melawan Israel dari dalam Jalur Gaza, mengklaim bahwa mereka bertindak untuk “membela diri”.
Organisasi tersebut terlibat dalam pertempuran sengit melawan militer Israel pada tahun 2008/09, 2012, 2014 dan kini 2021.