Tak Ada Laporan PHK Sepanjang Pandemi Covid 19 di Palu

  • Whatsapp

Setyo Susanto. Foto: Hamdi Anwar/PE

PALU EKSPRES, PALU – Dinas Koperasi, UMKM dan Ketentuan Ketenagakerjaan Kota Palu tidak pernah menerima adanya laporan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari sektor swasta sepanjang pandemi Covid-19 terjadi. Yakni dalam rentang waktu sejak April 2020 hingga Mei 2021.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Ketenagakerjaan Palu, Setyo Susanto menjelaskan, hal itu setidaknya tergambar dari ketiadaan laporan sengketa Ketenagakerjaan antara perusahaan dan karyawan yang masuk ke dinas yang ia pimpin.

Pihaknya kata Setyo sejauh ini justru masih sebatas memediasi sisa sengketa akibat adanya PHK yang terjadi lantaran bencana alam tahun 2018 silam.

“Sisa yang tahun 2019 akibat dampak bencana alam,”ungkap Setyo, Jumat 21 Mei 2021.

Menurutnya, meski terjadi pembatasan sosial, geliat perekonomian di Kota Palu pada prinsipnya tetap berjalan normal. Hal itu juga tergambar pada inflasi daerah dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

“Karena memang hampir tidak berdampak pada kegiatan ekonomi secara umum,” katanya.

Menurutnya, usaha sektor swasta di Palu umumnya bergerak pada sektor distributor pemenuhan bahan pokok dan bahan baku serta perdagangan. Selama pandemi, kegiatan pada dua sektor tersebut hampir sama sekali tidak berdampak.

“Masih berjalan normal. Cuma mungkin terjadi penurunan frekwensi kegiatan distribusi yang berdampak pada pendapatan. Tapi kalau sampai PHK, tidak ada laporan,”ujarnya.

Dengan kondisi itu, diperkirakan perusahaan pemberi kerja tetap bisa melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi dan tetap bisa mempekerjakan karyawan.

“Pemenuhan produksi bahan pokok dan baku tetap berjalan. Malahan justru sangat dibutuhkan ketika pandemi,”terang Setyo.

Masih menurut Setyo, daerah -daerah yang sangat berdampak pandemi Covid-19 ini adalah daerah yang bergantung pada sektor pariwisata. Karena dengan adanya pembatasan-pembatasan akses yang menyebabkan jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis.
Kondisi demikian sangat berpengaruh pada pendapatan sektor perhotelan.

“Kita di Palu, sektor perhotelan ini juga hampir tidak mengalami dampak. Bandara tidak sepenuhnya tutup. Berbeda misalnya seperti Jogjakarta sampai ada menjual sekelas guest house,”paparnya.

Pos terkait