Kasus HIV/AIDS di Parimo Bertambah Tujuh Orang, Terbanyak pada Waria

  • Whatsapp
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Parimo, Wulandari. Foto : ASWADIN/PE


PALU EKSPRES, PARIMO -Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah (Sulteng), Wulandari, mengatakan, berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, mencatat kasus HIV/AIDS terbanyak terdapat pada populasi waria.
Menurut Wulandari, data kasus HIV/AIDS di Parigi Moutong tahun 2020 sebanyak 33 kasus, dan di awal tahun 2021 bertambah lagi sebanyak tujuh kasus.
“Dengan bertambahnya kasus di awal tahun tepatnya pada bulan Maret 2021 kemarin, sehingga total kasus HIV/AIDS di Parimo menjadi 40 kasus,” kata Wulandari kepada wartawan di kantornya, Senin (24/5/2021).
Kemudian, untuk kasus AIDS sendiri di tahun 2020 sebanyak sembilan kasus. Sedangkan tahun ini bertambah dua kasus. Sehingga, totalnya menjadi sebelas kasus. Sementara, penularan terbanyak HIV/AIDS di Kabupaten Parigi Moutong  terdapat pada populasi waria karena aktifitas seks menyimpang. Sehingga, memudahkan penularan virus. 
Ia menjelaskan, untuk waria terbanyak pada populasi tersebut, berada di Kecamatan Ampibabo. Kemudian, untuk kasus lainnya, pada tahun sebelumnya juga terdapat pada ibu rumah tangga, pengguna narkoba, dan pesien berusia produktif, mulai dari usia 15 tahun ke atas. Hal itu disebabkan karena aktifitas seks bebas. 
“Pasien HIV/AIDS yang telah terdeteksi, kami tangani serta memantau kesehatannya dengan memberikan obat. Kami pastikan obat yang diberikan diminum secara rutin agar imun tubuh pasien tetap stabil,” katanya.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Parimo sendiri melalui bidang promosi kesehatan (Promkes) di Puskesmas terus gencar mensosialisasikan pencegahan penularan HIV/AIDS kepada masyarakat. Tujuannya untuk menekan penularan, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan seks bebas. 
Bahkan, Dinas Kesehatan katanya, dibantu 26 konselor yang dilantik beberapa waktu lalu. Mereka berasal dari Puskesmas dan dua orang pasangan suami istri penderita HIV/AIDS yang berasal dari Kecamatan Mepanga. 
“Tahun 2020 kemarin, target capaian kami di Provinsi Sulawesi Tengah, Parigi Moutong berada di peringkat ke delapan,” ungkapnya.
Ia mengakui, untuk mendeteksi penderita HIV/AIDS memang pihaknya masih menemukan kesulitan. Sebab, pasien yang menjalani tes pemeriksaan HIV/AIDS harus melakukannya sendiri tanpa tekanan dari tenaga kesehatan atau pengelola HIV/AIDS di Puskesmas yang ada.
“Tapi secara rutin kami melakukan pemeriksaan di delapan populasi yang telah ditentukan. Di antaranya, warga binaan lapas, waria dan ibu hamil,” ujarnya. (asw/palu ekspres)

Pos terkait