Tambang Emas Freeprot untuk Cina atau Arab?

  • Whatsapp

JAKARTA, PE – Selain di kalangan politisi dan ekonom, polemik PT Freeport Indonesia (PTFI) juga ramai dibicarakan khalayak netizen Tanah Air. Ada yang membicarakan rumor, sindiran, bahkan usulan tentang pihak yang menggarap tam­bang Grasberg andai Freeport hengkang dan BUMN kesulitan pendanaan untuk mengelola tambang tersebut.

Akun Twitter @AdutSuradut1 menulis ada rumor yang menyebutkan pengelolaan tambang Freeport akan dialih­kan pemerintah ke investor China.

Bacaan Lainnya

“Pemerintah melawan arogansi Freeport, sementara kaum nyinyirun hembuskan isu mau diserahkan ke Tiongkok. Itulah kalau orang-orang sok tahu berhalusinasi,” cuitnya menambahkan emoticon sedih.

Rumor tentang opsi pengalihan pengelolaan tambang kepada inves­tor China juga dibicarakan di Forum Kaskus. Karena tidak mudah menemukan investor dalam negeri yang bersedia berinvestasi miliaran dolar Amerika Serikat.

“Kayaknya sih China, yang mam­pu cuma dia. Investasi Rp 70 triliun terlalu besar dan berisiko buat peru­sahaan swasta. Negara juga nggak menganggarkan, ini setara anggaran satu kementerian besar,” tandas akun pegawai.tampan.

“Persoalannya, bagian dari Orde Lama, yaitu ‘banteng mamak,’ mem­bawa kepentingan China di balik operasi merebut lapak Freeport,” sahut tweeps @Ronin1948.

Selain Tiongkok, kaskusers den­gan nama akun flat.is.justice mengusulkan agar lebih baik dialihkan kepada Arab Saudi. Menurut dia, Arab dan Indonesia bersaudara.

“Suruh aje Arab invest, kota kaum elite semegah Dubai aje bisa dibangun, masa ngeluarin Rp 70 triliun buat Freeport nggak bisa, kan sesama muslim saudara,” ko­mentarnya.

Senada saran netizen dengan akun brokend3vil, “Coba ditawarkan ke Arab Saudi biar semua happy, biar nasbuk dan ‘sumbu pendek’ nggak ribut tiap hari asing aseng.”

Usulan nyinyir disampaikan pengguna Kaskus dengan akun ..Minyak.BABI.., “Tapi ane lebih prefer Zimbabwe. Mata uangnya gede bro.”

Netizen akualda mengusulkan semua rakyat Indonesia saweran se­maksimal dan semampu yang dibisa, “Ayo borong dong yang ngotot jangan dikuasai asing, apa pada kere ya?”

Seperti diketahui, pimpinan Freeport McMoran sebagai pemegang saham mayoritas PTFImemberi tenggat waktu 120 hari kepada pemerintah untuk mengurus negosiasi masalah status kontrak.

Pos terkait