Ke Arah Mana Kita Menuju?

  • Whatsapp
Muhd Nur sangadji
Dr. Ir. Nur Sangadji DEA. Foto: Dok

Oleh, Muhd Nur Sangadji

SAYA diminta oleh sejumlah sahabat yang menamakan dirinya kelompok Mahaswara. Makna kata sanskerta ini adalah, berani, cerdas dan kerja keras. Mereka ini juga menghimpun diri dalam wadah groups WA bertajuk lokal. Namanya Tuaka Untuk Negeri. Ini diksi lembah Palu yang bermakna dituakan (kakak). Mereka mendaulat saya menjadi pembicara utama pada webiner rutinnya pada tanggal 17 Oktober 2021.

Bacaan Lainnya

Topik utamanya, “Arah Baru Pembangunan Sulawesi Tengah. Sub topiknya, “Kemandirian Pangan Sulawesi Tengah”. Saya menyambut topik dan sub topik itu dengan dua makalah. Satunya berjudul; Kearah Mana Kita Menuju. Kedua; Memanen di Kebun Sendiri. Saya juga menggandeng sejumlah tulisan relevan yang pernah saya tulis. Sekadar untuk pengayaan literasi.

Saya pernah dengar nasehat sejumlah perencana. Mereka bilang, “We can not change our destination in one overnight, but we can do it for the direction”. Mungkin ini yang diminta Sang Raja Spanyol kepada Colombus, mencari jalan lain (direction) untuk satu tujuan (destination). Yaitu, ke Timur Indonesia (baca; Tidore dan Ternate) untuk memburu rempah cengkeh dan Pala.

Kisahnya bisa dibaca di banyak buku. Antara lain, Api dan Bara di Bumi Tidore. Karya Khaidir. Juga, Merambah Episentrum Baru. Sebuah Ontologi Negeri Remah. Ditulis Saiful Bahri Rurai.

Tahun 1996, saya berdiri di kaki menara berbentuk tiang setinggi lebih kurang 50 meter. Di ujungnya ada patung Colombus yang telunjuknya mengarah ke satu tujuan. Letaknya di pantai Katalunya, Barcelona Spanyol. Ada yang bilang, telunjuk itu mengarah ke Indonesia. Tapi, ada juga yang menyebutnya, ke arah Amerika. Memang, expedisi Colombus tersebut tidak capai destinasi yang sesungguhnya. Tapi, berakhir dengan ditemukannya benua Amerika.

Bruce Mitchell, ilmuan dari Waterloo University yang bekerja sama dengan kami dari Universitas Tadulako di era tahun 90 an, mengisahkan di bukunya. Judulnya, enviromental manajemen. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahmad Rizal. Dosen Faperta yang sekarang telah beralih ke Fapetkan Universitas Tadulako. Di dalam buku itu, Mitchel mengutip buku lain yang bertajuk, “Alice in wonderland”. Di buku itu, terdapat pernyataan yang sangat menarik. “If you don’t know where you want to go, any road will take you three”.

Pos terkait