PALUEKSPRES, PALU- Ekspor Sulawesi Tengah (Sulteng) selama periode September 2021, nyaris seluruhnya melalui Pelabuhan Kolonodale.
Berdasarkan laporan BPS Sulteng, keseluruhan transaksi ekspor melalui Sulteng senilai US$1.189,46 juta selama September 2021, difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale senilai US$1.168,91 juta atau 98,27 persen. Sedangkan melalui Pelabuhan Luwuk senilai US$14,52 juta atau 1,22 persen.
“Ada juga ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat US$6,03 juta atau 0,51 persen dari total nilai ekspor Sulteng. Hal ini berarti pelabuhan muat ekspor di Sulawesi Tengah berperan sebesar 99,49 persen,” kata Plt. Kepala BPS Sulteng Ir Jefrie Wahido, M.Si, Rabu (3/11/2021).
Ia merinci, dua kelompok komoditas utama yang mendominasi ekspor Sulawesi Tengah, yaitu kelompok komoditas besi dan baja senilai US$1.166,38 atau 98,06 persen dari total ekspor dan bahan kimia anorganik senilai US$14,52 juta atau 1,22 persen dari nilai total ekspor. Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah 1,00 persen.
Secara umum jika menilik dari struktur ekspor menurut sektor lanjutnya, ekspor non migas menyumbang 100 persen dari total ekspor Sulteng selama periode September 2021. Rinciannya, kontribusi industri pengolahan sebesar 99,8 persen, disusul sector pertanian 0,14 persen. Sedangkan kontribusi sektor Migas sama sekali tak ada alias nol persen.
Sebelumnya diberitakan, neraca perdagangan luar negeri Sulawesi Tengah pada bulan September 2021 kembali mengalami surplus. Bahkan, mengacu pada data periode Januari hingga September 2021, suplus kali ini mencatat rekor tertinggi.
Berdasarkan laporan BPS Sulawesi Tengah, surplus perdagangan di bulan September 2021 mencapai US$ 700,24 Juta. Nilai tersebut naik sekitar US$ 233,77 Juta dari bulan Agustus 2021, di mana surplus perdagangan Sulteng di bulan Agustus 2021 mencapai US$ 466,47 Juta. Kenaikan tersebut karena impor Sulteng menurun dari US$ 664,67 Juta di bulan Agustus menjadi US$ 489,22 Juta di September 2021. Sementara nilai ekspor Sulteng mengalami kenaikan dari US$ 1131,13 Juta di bulan Agustus menjadi US$ 1189,46 Juta di bulan September 2021, atau terjadi kenaikan US$ 58,33 Juta. Adapun surplus perdagangan luar negeri Sulteng pada bulan Agustus 2021 mencapai US$ 466,47 Juta, andil dari nilai ekspor sebesar US$ 1131,13 Juta dan nilai impor US$ 664,67 Juta. Sebelumnya, Juli 2021 mengalami surplus US$ 570,45 Juta dan tercatat tertinggi sepanjang Januari hingga Juli 2021. Surplus tersebut merupakan andil ekspor sebesar US$ 1020,50 Juta dan impor US$ 450,05 Juta.
Plt. Kepala BPS Sulteng Ir Jefrie Wahido, M.Si menjelaskan nilai ekspor Sulawesi Tengah selama September 2021 senilai US$ 700,24 juta atau naik US$ 233, juta. Nilai sebesar ini merupakan ekspor langsung melalui Sulawesi Tengah senilai US$ 1.183,42 juta dan provinsi lain senilai US$ 6,04 juta.
“Mengalami kenaikan (Surplus) dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Jefrie.
Ia menjelaskan ekspor Sulawesi Tengah baik melalui Sulawesi Tengah maupun provinsi lain nyaris seluruhnya karena produk industri pengolahan, yaitu sebesar US$ 1.187,85 juta atau 99,86 persen. Produk pertanian juga memberi andil pada struktur ekspor Sulteng tapi nilai sangat kecil, yakni US$ 1,61 juta atau, 0,14 persen. Migas yang biasanya turut berkontribusi pada struktur ekspor Sulteng, kali ini tercatat nihil alias nol. (bid/palu ekspres)