PALU, PE – Penerapan kurikulum 2013 (K13), dinilai memiliki titik penekanan utama, pada penanaman mental, moral dan budi pekerti, sebagai bagian dari pembentukan karakter bagi para peserta didik. Tujuan dari model pendidikan melalui K13, dipandang sesuai dengan ajaran agama Islam, yakni mengenai akhlakul karimah (akhlak yang baik).
Demikian ditekankan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah Latopada, pada Workshop Implementasi K13 bagi Madrasah se-Sulteng, di salah satu hotel di Kota Palu, Rabu 1 Maret 2017.
“Saya melihat, intinya K13 ini berbicara mengenai perilaku, yang dalam Islam disebut akhlakul karimah. Jadi, K13 ini sesuai dengan ajaran Islam, jika kita amalkan ajaran Islam dengan baik dan benar, maka itulah inti dari K13,” kata Abdullah.
Olehnya, Abdullah menekankan kepada para guru di tiap madrasah, untuk menerapkan K13 dengan sebaik-baiknya, dengan memulai dari menjadikan diri sebagai teladan, yang akan menjadi panutan bagi para siswa, dalam bersikap dan berakhlak.
“Guru harus beri contoh akhlakul karimah terlebih dulu. Juga, jangan hanya asal buat pelaksanaan, tapi ini juga mesti dikawal dengan moral,” ujar Abdullah, di hadapan 60 orang Guru, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, serta para Pengawas kurikulum madrasah se-Sulteng.
Abdullah juga mengingatkan, para guru untuk terus menggenjot dan meng-upgrade metode pembelajarannya, agar tidak ketinggalan zaman. Karena, kata Abdullah, era yang dihadapi para peserta didik saat ini, tidak lagi sama dengan masa ketika para guru sekolah di waktu lampau.
“Era yang mereka hadapi beda dengan kita. Bisa jadi, nanti kita akan menyesuaikan diri, belajar dengan memanfaatkan media sosial. Jadi, jangan bawa pola pikir kita terus ke belakang, jangan ada lagi yang selalu membanding-bandingkan kondisinya dulu dengan sekarang,” jelasnya lagi.
Saat ini kata Abdullah, para guru juga dituntut, untuk lebih menggali potensi kecerdasan dan keterampilan, yang dimiliki oleh para peserta didiknya. Bahkan, katanya, para guru dapat mempelajari, bagaimana keterampilan dan karakter seorang anak dapat terbentuk, sebagai bahan riset dan evaluasi, untuk mengembangkan metode pengajarannya.