“Karena di Pemilu 2019 hanya sebesar 12,31 persen (85 kursi) mengalami penurunan dibandingkan dengan Pemilu 2014 dengan perolehan 14,75 persen (91 kursi) dan Pemilu 2009 sebesar 14,45 persen (107 kursi),” tuturnya.
Lebih lanjut Sirajuddin juga menilai, mesin Partai Golkar saat ini tidak berjalan maksimal dan tidak dikelola dengan benar. Ini diperparah dengan proses pembangian dan kerja bidang-bidang yang tidak sesuai dengan tupoksi yang profesional.
“Hal ini mengakibatkan absennya penyelenggaraan program kerakyatan Partai Golkar di masyarakat, padahal itu merupakan bagian langkah memperbaiki citra partai di mata publik,” tuturnya.
Karena itu, GMPG mengimbau Ketua Dewan Pakar dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar di akhir tahun 2021 yang meminta kepada kader untuk menjaga soliditas, persatuan dan kesatuan serta membangun sinergitas, telah mengisyaratkan kondisi partai saat ini dalam keadaan tidak baik-baik saja.
“Isyarat ini merupakan sinyal bahwa secara internal partai dalam kondisi rentan perpecahan dan konflik, sebab polarisasi masih tetap ada walaupun tidak mengemuka,” pungkasnya. (jp/pe)