PALUEKSPRES, PARIS– Guru dan staf sekolah di Prancis berunjuk rasa. Mereka mogok kerja dan turun ke jalan memprotes penanganan Covid-19 di sektor pendidikan. Imbasnya, lebih dari separo sekolah dasar di negara tersebut tutup pada Kamis (13/1/2022).
Salah satu serikat guru di Prancis, Snuipp, mengklaim jumlahnya guru yang turun ke jalan mencapai 75 persen. Meskipun versi Kementerian Pendidikan, hanya 40 persen pendidik yang turun ke jalan.
”Pemogokan itu menunjukkan keputusasaan yang tumbuh di sekolah-sekolah.” Bunyi rilis Snuipp seperti dikutip oleh Agence France-Presse seperti dilansir Jawapos, Jumat (14/1/2022).
Snuipp menjelaskan bahwa banyak siswa yang izin sakit. Sekolah sulit menggabungkan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka di kelas. Itu adalah demo guru terbesar di Prancis dalam beberapa tahun terakhir.
Aksi tersebut bisa memengaruhi reputasi Presiden Emmanuel Macron dan jajaran kabinetnya.Padahal pemilu semakin dekat yang bakal digelar April 2022.
Pemerintah Macron sebelumnya kerap membanggakan diri telah membuka sekolah untuk mengurangi tekanan pada orang tua selama pandemi.
Menurut para tenaga pendidik yang demo, mereka tidak bisa mengajar dengan baik, tidak mendapatkan perlindungan yang layak terhadap virus SARS-CoV-2. Mereka juga lebih sering mendengar tentang perubahan kebijakan dari media dibandingkan dari pejabat yang menaungi bidang pendidikan.
”Pemerintah mengumumkan kebijakan, tapi tidak ada yang memikirkan apa artinya itu bagi para staf di lapangan,” tegas Oliver Flipo, salah satu kepala sekolah di Paris.