“Dari 35 kabupaten di Indonesia dengan kemiskinan ekstrem, pada 2021 seluruhnya ditandai dengan fakta adanya penduduk yang tidak memiliki akses air minum layak, angkanya berkisar antara 4,48 persen sampai dengan 97,21 persen,” tandas Wapres.
Sementara kata Kiai Ma’ruf, akses terhadap air bersih serta sanitasi yang layak juga menjadi faktor kunci penentu kualitas kesehatan seseorang. Kesehatan prima dan pendidikan berkualitas adalah prasyarat utama sumber daya manusia unggul yang saat ini juga menjadi proioritas pemerintah Indonesia.
Selain itu, upaya penurunan prevalensi stunting juga sangat terkait dengan ketersediaannya sanitasi dan air bersih yang memadai. Air bersih dan sanitasi yang baik mengurangi banyak penyakit bagi ibu hamil, bayi, dan balita.
Ketiadaan sanitasi air bersih mengakibatkan bayi rentan terhadap berbagai penyakit. Padahal 1.000 hari pertama kehidupan sangat menentukan kualitas fase-fase berikutnya. Penyediaan air bersih menjadi salah satu intervensi yang dapat berkontribusi sebesar 70 persen terhadap pencegahan stunting.
Wapres berharap dari Asia International Water Week ini dapat dihasilkan terobosan untuk menghasilkan masalah air di kawasan Asia.
“Saya ingin meminta dukungan dari anggota World Water Council untuk Indonesia sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 pada tahun 2024,” tegasnya.
Hadir pada acara itu, Sekretaris Jenderal PBB ke-8 Ban Ki Moon, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan, menteri dari kawasan Asia yang hadir secara daring, Presiden Asia Water Council, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, dan perwakilan organisasi internasional. (aaa/PaluEkspres)