Menuju Udang 2 Juta Ton

  • Whatsapp
Dr Hasanuddin Atjo/ foto: istimewa

Baca juga : jesika-line-aplikasi-layanan-bkkbn-sulteng-di-masa-pandemi

Bila ingin meningkat dua kali saja pada tahun 2024, maka produksi benur bermutu harus ditingkatkan menjadi minimal 70 milyar ekor. Dan untuk tujuan itu membutuhkan Induk udang sekitar 700 ribu ekor yang dominan masih diimpor dari Hawai dan Florida, disebut F1.

Lebih baik lagi kalau di Indonesia dikembangkan secara masif NBC, Nucleus Breeding Center dan atau Breeding Multification Center, BMC berafiliasi dengan breeder dunia di Hawai maupun Florida ternama yang telah eksis menproduksi induk udang jenis vaname, yang saat ini sekitar 85 persen benurnya ditabur di tambak tambak Indonesia.

Peningkatan produksi benur harus disertai perbaikan sistem budidaya dan hilirisasi produk yang bernilai tambah agar marjin pembudidaya meningkat dan sekaligus membuka lapangan kerja baru yang saat ini menjadi salah satu persoalan yang penting di negeri kepulauan ini.

Penerapan inovasi dan teknologi nursery pada teknologi tradisional, semi intensif, intensif harus masif dan nantinya harus jadi budaya. Di Ekuador budaya ini sudah menjadi satu regulasi yaitu budidaya harus dilakukan minimal two steps atau lebih (nursery dan grow out).

Cara ini sudah di tiru oleh India dan vietnam yang saat ini berkembang masif. Perubahan cara budidaya ini menjadi salah satu sebab produksi udang India, Vietnam meningkat tajam menjadi 800 ribu dan 600 ribu ton. Sementara Itu Indonesia berada di peringkat ke 5 dengan produksi 500 ribu ton ( FAO, 2021).

Nursery udang merupakan tahap pembesaran benur selama 2 – 3 minggu sebelum dibesarkan di tambak pembesaran. Di Indonesia dikenal sejak lama dengan sebutan ipukan, penggelondongan atau pentololan. Hanya saja konstruksi dan metoda nursery masih banyak tantangan, antara lain dikarenakan kurang contoh dan sosialisasi.

Penggunaan induk udang dengan genetic tertentu , harus didorong. Pada saat ini secara global telah tersedia tiga pilihan benur dengan karakter tertentu yang spesifik dan telah dipergunakan oleh sejumlah negara produsen utama udang.

Pertama line fast growth, tumbuh lebih cepat namun rentan terhadap perubahan lingkungan sehingga menuntut inovasi sistem budidaya yang lebih baik antara lain nursery, perbaikan lingkungan dan asupan nutrisi yang berkualitas.

Pos terkait