Keseriusan Presiden Jokowi sangat beralasan, karena untuk menjadi Indonesia maju pada tahun 2045 dengan prediksi PDB pada saat itu sebesar $US 7 trilyun, naik 700 persen dan pendapatan per kapita menjadi $US 23.000 dari $US 4.000 perlu sumberdaya manusia yang handal dan berdaya saing.
Jika tidak dipersiapkan, maka sudah pasti pasar kerja Indonesia akan banyak diisi oleh tenaga kerja dari negara lain. Fenomena tersebut sejak lama sudah terlihat bahwa proyek maupun bisnis yang menuntut ketrampilan khusus dan tinggi serta kemampuan berpikir maju dominan menjadi kaplingan para tenaga kerja asing. Ini yang harus dijaga.
Sebaliknya Indonesia lebih banyak mengisi sejumlah pasar kerja yang tidak menuntut ketrampilan lebih seperti menjadi tenaga kerja level bawah di Arab Saudi, Malaysia dan Brunei yang kerap menimbulkan sejumlah masalah mulai proses pengrekrutan, pada saat bekerja hingga kembali pulang ke kampung halaman.