Paul, Pemandu Cilik dari Saluopa

  • Whatsapp
Paul, Pemandu Cilik dari Saluopa
Paul, Pemandu Cilik dari Saluopa. Paul bersama Yan Andriansyah, Kepala Teknik Tambang PT Citra Palu Minerals (kiri) dan Penulis Amran Amier (kanan)/ Foto: istimewa

Penulis: Amran Amier, citizen journalist

Seorang bocah menjadi pemandu wisata di tengah kisah getir hidupnya yang menginspirasi

SEORANG anak kecil, berperawakan kurus dengan rambut lurus, tiba-tiba menghampiri kami, sesaat setelah pimpinan rombongan kami, Yan Andriansyah membayar tiket masuk di gerbang Saluopa Waterfall. Kami tentu saja terkejut. Tapi, tak lama.

Bacaan Lainnya

Si bocah cilik dengan ramah berkata, “Saya Paul. Saya guide di sini.
Suasana pun langsung cair dan Paul dengan riang menemani kami sepanjang 300 meter di trek menuju air terjun yang sungguh indah dan menakjubkan. Tingkah Paul sungguh menyegarkan kami di tengah suasana yang memang segar dan asri.

Sepanjang perjalanan sepuluh menit itu, Paul tak henti memberi informasi detil tentang air terjun Saluopa. Sesekali ini ia memberi peringatan kepada kami agar berhati-hati. “Om, jangan jalan di pinggiran. Licin banyak lumut (tumbuhan perintis),” kata Paul kepada Yan, Kepala Teknik Tambang PT Citra Palu Minerals yang disapanya akrab dengan sebutan “Om”. Om berarti paman dalam pengertian masyarakat Indonesia bagian timur.

Ditemani Paul yang lincah dan riang, kamipun tak berlama-lama tiba di wajah depan air terjun Saluopa.
Mengutip dari laman, atourin.com terjun-saluopa, Air Terjun Saluopa merupakan salah satu obyek wisata Sulawesi Tengah yang cukup terkenal di pulau Sulawesi karena keindahan alamnya yang memukau wisatawan. Air Terjun Saluopa memiliki sumber mata air dari pegunungan setempat yang airnya meluncur deras dari puncak gunung dengan ketinggian sekitar 25 meter.

Air Terjun Saluopa di Desa Tanosu, Kabupaten Poso, memiliki 12 tingkatan dan di setiap tingkatannya tersebut membentuk sebuah kolam kecil yang juga dapat digunakan untuk berenang atau sekadar berendam, serta tangga batu yang dapat dinaiki karena batu-batu tersebut tidak licin. Selain itu, di sekitar lokasi air terjun ini kamu akan menemukan beragam jenis fauna, dan juga menikmati panorama alam berupa hutan tropis yang sangat indah dan masih asri dengan udara yang segar.

Sekitar 45 menit kami menikmati segar dan indahnya air terjun ini. Sudah tentu, berfoto, entah swafoto, atau foto bersama, adalah agenda utama kunjungan kali ini. Paul pun dengan sigap dan tanpa ragu menjadi fotografer dadakan. Pemandu berusia 11 tahun dan baru duduk di kelas IV SD ini sungguh cakap melaksanakan tugasnya. Komunikasi personalnya baik dan santun.

Perilaku dan pola tindak Paul sungguh bertolak belakang dengan kisah getir hidupnya bahkan sejak ia kecil. Ia telah yatim piatu. Ia bahkan tak mengenal ayahnya, dan tak sedikitpun bisa mengingat wajahnya Bapaknya. Menurut Paul, bapaknya pergi meninggalkan mereka tanpa pamit dan alasan.

Ibu Paul meninggal saat ia masih kecil. Paul anak tertua dari dua bersaudara. Adiknya kini berada di Manado, Sulawesi Utara di bawah pengasuhan kerabatnya. Sementara Paul tinggal bersama kakek dan neneknya, tak jauh dari gerbang masuk Saluopa Waterfall.

Di ujung perjalanan kami, Paul mengaku, ia tak mendapat honor dari pengelola wisata Saluopa. Ia mengaku hanya berharap dari keikhlasan dari pengunjung. Tak ada batasan untuk itu. “Uang dari Bapak untuk beli beras dan sayur untuk kami makan,” kata Paul. Tak sekadar memberinya uang, kami pun menghadiahkan Paul, tiga bungkus nasi goreng bekal kami dari penginapan.

Seperti anak yang tinggal di pelosok desa, cita-cita Paul sederhana. “Saya ingin menjadi tentara, supaya bisa masuk keluar hutan membawa senjata,” jelasnya. Namun, Paul disergap kebingungan, saat kami menyampaikan bahwa dunia ini begitu luas dan Paul memiliki kemampuan untuk mengelilingi dunia.

Ia galau, namun tak lama. Begitu menerima nasi goreng dari kami, ia segera berlari kencang menuju rumahnya untuk membawa nasi goreng bagi kakek dan neneknya. Ia menolak ketika kami menawarkan tumpangan. “Dia memang pemandu wisata di sini,” kata Bapak Penjaga Gerbang Saluopa Waterfall.

Begitulah kisah Paul, pemandu cilik dari Saluopa. Kisah hidupnya yang getir tak membuatnya sedih berkepanjangan. Ia menjalani ia hidupnya dengan senang.
Sebelum berlalu dari Saluopa, terselip doa bagi Paul, yang sungguh hikayat hidupnya layak menjadi inspirasi. Selamat tinggal Paul. **

Pos terkait