Simak Nih, Cerita Tukang Ojek Yang Bayarannya Pake Dollar AS

  • Whatsapp

TIMOR LESTE, PE – Hidup itu pilihan, dan setiap orang punya cara memastikan pilihannya paling benar untuk kehidupannya.

Hal itulah yang dialami oleh Manuel Borges, warga Batugade, Distrik Bobonaro, Timor Leste.

Bacaan Lainnya

Pria 26 tahun ini memilih untuk menolak menjadi pegawai negeri atau karyawan swasta.

Sebab, dengan pekerjaannya sekarang, setiap hari dia bisa mendapatkan puluhan bahkan ratusan dolar AS (USD) hanya dengan mengangkut barang di perbatasan Timor Leste ke Indonesia.

Ya, Manuel yang tinggal di dekat garis perbatasan dua negara itu setiap hari menyediakan jasa mengangkut barang dari Batugade menuju Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Jaraknya hanya 500 meter. Tujuan akhirnya adalah sebuah jembatan kecil yang menjadi tanda batas kedua negara.

Manuel akan mengangkat barang pelintas batas dari pos imigrasi Timor Leste Timor menuju pos pemeriksaan imigrasi Indonesia.

Di atas jembatan itulah barang akan diestafetkan kepada rekannya dari Indonesia yang akan membawa masuk ke Motaain.

Umumnya, mereka saling kenal dan memahami aturan tak tertulis soal batas kerja masing-masing.

’’Kawan-kawan dari Indonesia tak boleh melewati pos imigrasi Timor Leste Timor. Jadi, kami jemput orang atau barang itu untuk kami bawa masuk ke wilayah sana,’’ terang Manuel.

Setiap hari mereka bekerja bak pegawai imigrasi. Mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 atau selama delapan jam kerja.

Untuk sekali angkut, mereka menarik tarif USD 2–USD 3. Dalam sehari, mereka bisa mengangkut barang 10–15 pelintas batas.

Cerita yang sama diungkapkan Julius, 22, warga Silawan, yang tak jauh dari pos utama imigrasi di Motain.

Dalam sehari, dia bisa mengangkut 4–5 penumpang yang baru saja menyeberang dari Timor Leste ke Atambua, ibu kota Belu, yang berjarak 25 kilometer. Sekali angkut Rp 60 ribu.

’’Kalau pintu perbatasan tutup, baru kami pulang. Itu berarti kerja kami sudah selesai,’’ ujarnya.

Orang yang menggunakan jasa Manuel umumnya penumpang bus yang tidak melewati perbatasan ke Indonesia.
Bus jurusan Dili menuju Kota Maliana, Bobonaro, juga mengangkut penumpang yang akan turun di Batugade.

Penumpang yang bakal menuju Atambua turun di pos perbatasan itu dan menyeberang ke Motain dengan berjalan kaki.

Pos terkait