JAKARTA, PE – Setelah dua tahun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Jatinegara, Jakarta Timur diresmikan, kini kondisinya memrihatinkan.
Dinding bangunan vertikal yang terdiri dari 16 lantai itu terlihat kurang elok dipandang. Banyak retakan yang menyerupai rambut-rambut terlihat jelas dari bangunan dua blok tersebut.
Berdasarkan pantaun JawaPos.com, retakan di rusun yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu hampir menjalar hingga ke semua bagian gedung.
Penampakan itu sontak menimbulkan kekhawatiran bagi warga yang tinggal di situ. Takut jika retakan itu bisa berakibat fatal di kemudian hari. “Takut sih (dengan adanya retakan di bangunan),” kata Maimuna (56) ketika ditemui di Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Senin (27/3).
Dia mengaku sudah gerah tinggal di rusunawa dengan kekhawatiran seperti itu. Belum lagi biaya sewa yang sangat membebaninya.
Namun apa daya, Maimuna tak punya cukup dana untuk membangun rumah baru setelah kediamannya digusur pada Agustus 2015 lalu. “Mau gimana lagi. Belum ada tempat tinggal baru. Rumah udah enggak ada,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, pihak pengelola mengaku, retakan pada bangunan tak perlu dikhawatirkan warga rusun. Sebab, jenis retakan itu hanya sampai pada lapisan cat.
Salah satu staf pengelola dari Pemprov DKI Jakarta, Dewi menuturkan, bagian yang retak tidak merambat hingga ke bagian yang lebih dalam. Karena itu pihak kontraktor hanya melapisi atau menambalnya menggunakan wall sealer. “Itu sealent. Jadi di-sealent oleh pihak kontraktor dari Kementerian PUPR,” terang Dewi.
Sebagaimana diketahui, rusunawa ini digadang-gadangkan oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama untuk menampung warga yang terkena penggusuran dan normalisasi sungai.
Selain itu rusunawa yang dirancang itu memiliki fasilitas yang lengkap, mulai dari pasar, puskesmas dan sekolah. Tidak hanya itu, harga sewanya sangat terjangkau dan cocok bagi masyarakat menengah ke bawah.
(uya/JPG/PE)