Parigi Moutong, PaluEkspres.com – Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) dan TNI Angkatan Laut dan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) menggelar simulasi penyelamatan kecelakaan laut.
Kegiatan simulasi tersebut, berlangsung dilokasi Pos TNI Angkatan Laut di Desa Lebo, Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Kamis (30/5/2024).
Koordinator mata kuliah manajemen kedaruratan masyarakat pantai, Ismunandar mengatakan, simulasi yang dilakukan oleh mahasiswa Prodi pendidikan profesi ners dibawah jurusan keperawatan yang ada di Poltekkes Palu.
Menurut Ismunandar, kegiatan tersebut adalah, merupakan penanganan kedaruratan masyarakat pantai. Simulasi kali ini kata dia, tim menyelematkan korban kapal terbakar.
“Simulasi kali ini diasumsikan ada kapal yang terbakar. Korbanya terbakar, kemudian ada korban luka luka, patah tulang, dan meninggal dunia,” ungkapnya.
Kegiatan ini kata dia, berlangsung setelah mahasiswa tersebut, berada ditahap akhir profesi.” Jadi mereka melakukan simulasi. Diharapkan dengan kegiatan ini mereka terampil untuk melakukan penanganan kedaruratan masyarakat pantai,” ujarnya.
Kegiatan ini melibatkan sebanyak 118 mahasiswa, terdiri dari mahasiswa di kampus Palu 78 orang dan mahasiswa kampus Poso 38 orang.
“Kami selaku pembimbing 9 orang untuk mendampingi mereka dan semua pembimbing dari Palu,” terangnya.
Ia berharap, adanya kegiatan ini mahasiswa bisa siap kapan saja ketika terjadi bencana. Karena situasi darurat bukan hanya peristiwa kapal terbakar.
Namun, tidak menutup kemungkinan ada peristiwa lain terjadi, misalnya orang tenggelam mereka temukan dan langsung dilakukan penyelamatan.
“Pada simulasi ini, kami tidak melibatkan masyarakat umum, tetapi murni dilakukan oleh mahasiswa. Jadi, korbanya mahasiswa, komandonya mahasiswa, dan yang menolong pun mahasiswa,” terangnya.
Sementara, Komandan Pos (Danpos) TNI AL Parigi Moutong, Letda Laut (E) Irkham Fatoni menilai kegiatan tersebut aman dan tidak ada masalah. Karena, tak ditemukan adanya truble.
“Dilapangan saya anggap bagus, karena water resque ini punya kerjanya sendiri untuk penyelamatan. Kalau tim kesehatan sebetulnya penangananya itu di darat,” ujar Irkham.