DKP Sulteng: Paus Terdampar di Perairan Balantak Akibat Sampah Laut

  • Whatsapp
Kepala DKP Sulteng Arif Latjuba, S.E, M.Si., membuka Pelatihan Pengelolaan dan Penanganan Sampah Laut bagi Co Fasilitator di Kabupaten Kota Se-Sulawesi Tengah. Foto: PPID DKP Sulteng

Palu, PaluEkspres.com – Tingginya pencemaran laut yang terjadi saat ini dan menjadi isu global permasalahan di dunia. Bahkan, sebelumnya terjadi fenomena kematian biota laut seperti kasus Paus terdampar di wilayah perairan Kecamatan Balantak, Kabupaten Banggai pada tahun 2023.

Selain itu, kematian Dugong Dugong di Tolitoli dan banyaknya ubur ubur terdampar bersamaan sampah di Teluk Palu yang terjadi di bulan Februari tahun 2023.

Bacaan Lainnya

“Penyebab semua ini karena tingginya pencemaran laut akibat sampah, terutama sampah plastic,” kata Kepala DKP Sulteng Arif Latjuba, S.E, M.Si., saat membuka Pelatihan Pengelolaan dan Penanganan Sampah Laut bagi Co Fasilitator di Kabupaten Kota Se-Sulawesi Tengah.

Kepala DKP Sulteng menyampaikan pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari, Rabu – Kamis (7-8/8/2024), di Hotel Best Wester Coco, diikuti 25 peserta dari 13 kabupaten/kota se-Sulteng kali ini, untuk mengantisipasi kejadian serupa seperti kasus sebelumnya.

Sebab, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2024, jumlah volume timbulan sampah harian di Sulawesi Tengah sebanyak 1.054,64 ton. Sedangkan volume timbulan sampah tahunan di Sulawesi Tengah selama tahun 2023 sebesar 384.943,78 ton.

Arif Latjuba menegaskan, kondisi ini sangat mengkhawatirkan, sebab sampah yang ada di daratan bisa menjadi sumber pencemaran sampah di laut.

“Hasil penelitian bahwa 80 persen kebocoran sampah dari daratan menuju ke laut, hal ini sangat membahayakan ekosistem perairan dan biota yang ada di laut, bahkan bagi manusia,” ujarnya.

Ia menambahkan, salah satu upaya penanganan dan pengendalian pencemaran sampah plastik adalah dengan melibatkan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan dan penanganan sampah plastik di wilayah pesisir. Salah satunya melalui pelatihan yang dilaksanakan kali ini dan diharapkan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pengurangan sampah di wilayah pesisir dan laut.

“Semoga dengan kegiatan pelatihan ini dapat melahirkan aktor aktor penggiat lingkungan pesisir dan laut dan terjalin hubungan sinergisitas bersama aparat desa/kelurahan melalui program kegiatan penanganan sampah laut di desa pesisir di Sulawesi Tengah,” ujarnya. (bid/paluekspres)

Pos terkait