PaluEkspres.com, Palu – Calon Gubernur Sulawesi Tengah nomor urut 1, Ahmad Ali, menegaskan komitmennya untuk menata ulang regulasi penambangan di jalur Palu-Donggala. Ia berjanji, jika terpilih, penambangan galian C tidak lagi menjadi sumber kekacauan lalu lintas maupun pencemaran debu bagi warga sekitar.
“Hadirnya tambang itu memang menyebabkan kekacauan lalu lintas dan menimbulkan debu. Nah, ke depan harus ada regulasi yang mengatur,” kata Ahmad Ali (AA) dalam bincang-bincang yang disiarkan melalui akun media sosialnya, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Didampingi Hidayat Lamakarate, salah seorang pentolan tim suksesnya, AA mengingatkan bahwa masalah ini bukan semata kesalahan para penambang. “Kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Karena pemerintah mengizinkan itu juga untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujarnya.
AA menekankan pentingnya solusi jangka panjang yang seimbang antara keberlanjutan tambang dan kelestarian lingkungan. “Penambangannya tetap jalan, tapi juga tidak merusak lingkungan dan masyarakat sekitar. Jadi, dua-duanya berjalan,” tambahnya.
Ahmad Ali menguraikan visinya untuk menerapkan aturan ketat bagi semua perusahaan tambang di wilayah tersebut. Salah satu regulasi yang akan diwajibkan adalah melarang pengangkutan material tambang menggunakan jalan umum.
“Yang membuat kegaduhan di jalan Palu-Donggala itu karena perusahaan tambang menggunakan jalan umum untuk mengangkut material ke jeti (pelabuhan). Ke depan, harus ada solusi dengan teknologi—tidak boleh lagi menggunakan kendaraan umum,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa perusahaan tambang nantinya harus lebih bertanggung jawab terhadap infrastruktur di sekitar.
“Misalnya, mereka harus membangun drainase agar aktivitas tambang tidak memicu kerusakan lingkungan atau banjir,” urai dia.
Aktivitas penambangan di jalur Palu-Donggala selama ini telah memicu keluhan warga akibat kemacetan dan banjir. AA berkomitmen, jika memimpin Sulawesi Tengah, ia akan memastikan bahwa tambang dan kehidupan masyarakat dapat selaras berjalan.
“Penambangan bukan hanya soal keuntungan, tapi juga soal tanggung jawab,” pungkasnya. ***