Dr. Anwar Hafid dan dr. Reny Lamadjido Siap Berdayakan Anak Muda dan Tingkatkan Ekonomi Daerah

  • Whatsapp

Acara BERANI Diadu berlangsung interaktif, dengan peserta yang berasal dari kalangan anak muda aktif mengajukan pertanyaan dan gagasan.

Pasangan BERANI menjawab setiap pertanyaan dengan komitmen penuh untuk melibatkan generasi muda dalam pembangunan Sulawesi Tengah yang lebih maju dan sejahtera.

Masalah lain yang juga menjadi perhatian pasangan ini adalah buruknya infrastruktur yang menghambat pertumbuhan sektor pariwisata.

Melalui program Berani Lancar, Anwar Hafid berjanji akan memperbaiki akses jalan ke destinasi wisata utama di Banggai Raya, guna mendukung pengembangan pariwisata yang lebih luas.

Dengan fokus pada evaluasi tambang, perlindungan nelayan, dan peningkatan infrastruktur, Anwar Hafid dan dr. Reny Lamadjido berkomitmen untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan, demi kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah.

Anwar Hafid juga menegaskan komitmen mereka untuk mengevaluasi seluruh izin tambang yang ada di wilayah Sulawesi Tengah, khususnya di Banggai.

Hal ini disampaikan menyusul banyaknya keluhan dari masyarakat terkait aktivitas tambang yang dinilai merusak lingkungan dan tidak membawa kesejahteraan bagi warga sekitar.

“Kami akan melakukan evaluasi terhadap setiap izin tambang yang telah dikeluarkan. Yang paling penting adalah amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Jika amdal tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat, maka izinnya akan kami cabut,” tegas Anwar Hafid.

Ia menambahkan bahwa tambang hanya bisa beroperasi jika mengikuti prinsip-prinsip best mining practice dan mendapatkan persetujuan penuh dari masyarakat setempat.

Isu tambang di Banggai Kepulauan menjadi sorotan, di mana masyarakat mengeluhkan dampak negatif terhadap lingkungan, serta kekhawatiran bahwa tambang-tambang besar akan mengancam mata pencaharian warga lokal, terutama di sektor kelautan dan perikanan.

Selain masalah tambang, Anwar Hafid juga menyinggung masalah nelayan lokal yang sering terganggu oleh keberadaan kapal pajeko besar dari luar daerah.

Kapal-kapal ini seringkali melanggar batas tangkap yang telah ditentukan, merugikan nelayan kecil yang bergantung pada sumber daya laut di sekitar Teluk Tolo.

Pos terkait