Palu, PaluEkspres.com– Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah per 30 September 2024 tetap terjaga stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
“Perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta pelindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan,” kata Kepala OJK Sulawesi Tengah, Bonny Hardi Putra melalui siaran persnya.
Pada posisi 31 Oktober 2024 kata Bonny Hardi Putra, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat sebesar Rp Rp75,63 triliun atau tumbuh 23,72 persen (yoy), dibanding periode yang sama pada 2023 sebesar Rp61,13 Triliun.
Secara bulanan (m to m), total asset perbankan pada Juli 2024 sebesar Rp71,70 Triliun, Agustus 2024 sebesar Rp71,94 Triliun, September 2024 sebesar Rp73,58 Triliun, dan Oktober 2024 tercatat Rp75,63 triliun
Penyaluran kredit pada 31 Oktober 2024 mencapai Rp57,86 triliun atau tumbuh 23,03 persen (yoy) disbanding periode yang sama pada 2023 yang tercatat Rp47,03 Triliun.
Tren positif pada pertumbuhan kredit terlihat 4 bulan berturut-turut pada 2024 yaitu, pada bulan Juli tercatat Rp55,69 Triliun, bulan Agustus sebesar Rp56,60 Triliun, dan bulan September sebesar Rp57,26 Triliun, lalu pada Oktober 2024 tercatat Rp57,86 Triliun.
Baca juga : International Conference and Expo Jamu di Bali, PT Vale Perkenalkan Produk Herbal UMKM Binaan IGP Morowali
Sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp36,85 triliun atau tumbuh 15,30 persen (yoy) dibanding periode yang sama pada 2023 sebesar Rp31,96 Triliun.
Anak Guru Mengaji, Abdul Rachman Thaha Pilih Demokrat Jadi Wahana Perjuangan Baru
Kinerja intermediasi perbankan terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 156,97 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali dengan non-performing loan 1,47 persen.
Kinerja perbankan syariah juga mengalami peningkatan dengan; nilai aset sebesar Rp3,43 triliun, 17,87 persen (yoy), pembiayaan syariah masih menunjukkan tren positif 16,09 persen (yoy) menjadi Rp3,03 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 31,76 persen (yoy) menjadi Rp2,23 triliun. (red/teraskabar)