Oleh Tasrief Siara
PROGRAM Tax Amesty yang berakhir pada 31 Maret 2017 menuai sukses. Ribuan rakyat Indonesia dari kelompok kelas menengah dengan penuh kesadaran ikut dan patuh pada program pengampunan pajak itu.
Tulisan ini tak bermasuk bercerita soal triliunan rupiah uang masyarakat yang terkumpul, namun yang menarik diwacanakan adalah kenapa rakyat begitu patuh ikut program tersebut.
Apakah hal ini tak berkolerasi dengan adanya sikap tegas pemerintah yang melahirkan sikap kepatuhan dari warga.
Teringat perbincangan dengan seorang kawan yang ilmuan social. Kawan ini bilang, negeri kita ini belum sepenuhnya bisa keluar dari system sosial yang kacau balau.
Misalnya ada rakyat yang tak patuh pada aturan dan ada pemerintah di daerah yang tak punya kemampuan menegakkan aturan.
Ada dua penyakit sosial yang paling berbahaya, yang pertama adanya pelanggaran hukum positif yang dilakukan oleh setiap individu namun yang bersangkutan tak merasa jika yang dilakukan itu adalah sebuah pelanggaran.
Paling bahaya yang kedua; individu itu tau kalau dia melanggar namun dia abai saja karena merasa tak mendapat sangksi. Jika masih seperti itu yang terjadi, maka itu adalah gambaran dari system sosial kita yang masih karut marut.