Kampanye Hitam Sengatannya Meluber Kemana-mana

  • Whatsapp
Tasrief Siara

Oleh Tasrief Siara

PEMILIHAN Gubernur DKI Jakarta putaran kedua yang akan dilaksanakan pekan ini kembali  menorehkan sejumlah masalah. Satu diantaranya adalah kampanye hitam. Ada yang diproduksi secara samar dan ada pula yang terang benderang. Siapa pembuatnya?

Bacaan Lainnya

Contoh yang terakhir itu adalah produksi Tim Ahok Djarot yang kembali mengusik  isu keberagaman.  Dan kita menyayangkan itu karena implikasinya bisa meluber jika tak cepat diredam secara dini.

Kampanye hitam dan kampanye negative terlihat lebih mendominasi di alam jagad media sosial. Saling serang dan saling menyudutkan menjadi warna dominan.
Rakyat sepertinya tak mendapat pembelajaran demokrasi yang baik dan benar, kecuali perseteruan.
Kampanye hitam isinya lebih tepat disebut fitnah karena ia tak bersandar pada fakta, sementara kampanye negatif bersandar pada fakta namun isinya menyorot sisi negatif sang kandidat, misalnya pernah membuat keputusan yang keliru dan mengorbankan banyak orang.

Mungkin yang terlupakan oleh para aktor intelektual pembuat narasi kampanye hitam itu, rakyat dipikirnya gampang percaya dengan aksara hitam yang diumbar ke publik.

Di negara yang tradisi demokrasinya sudah  mapan, bentuk kampanye hitam atau black campaign itu sudah ditinggalkan karena mereka percaya jika kampanye hitam  tak bisa menolong  menaikkan elektabilitas. Di sana rakyat sudah sangat rasional dalam menentukan pilihan.

Pertanyaan besarnya, kenapa para aktor intelektual dalam tim kampanye hitam itu masih percaya jika kampanye hitam itu efektif memengaruhi menaikan elektabilitas seseorang? Jawabannya mungkin ada relevansinya dengan ungkapan bagus –walau sumbernya masih anonym- yang sering  dikutip oleh Anna Eleanor Roosevelt, istri bekas Presiden Amerika  ke 32  Franklin Delano Rosevelt.

Kutipan itu tertulis begini; Great minds discuss ideas, average minds discuss events, small minds discuss people. Jika diartikan secara bebas, menjadi begini; Pikiran besar membicarakan gagasan, pikiran sedang membicarakan peristiwa, pikiran kecil membicarakan orang.

Pos terkait