Rumah itu milik Rohaya. Dia beli dari keluarganya. Hingga sekarang masih menyisakan hutang pembelian, Rp500 ribu. Rohaya tinggal sendirian di sana. Tepatnya, sejak suami keduanya meninggal 12 tahun lalu. Sekarang, rumah itu sudah ada kepala keluarganya lagi. Tentu saja, suami ketiga Rohaya yang biasa disapa Slamet.
“Sudah lega sekarang. Kami sudah menikah,” ujar Slamet sembari memainkan jemari tangannya. Duduk di samping kirinya sang istri Rohaya. Perbincangan baru dimulai, warga berdatangan. Mereka ikut masuk untuk melihat pasangan pengantin yang menikah pukul 19.30 WIB, Minggu (2/7) lalu.
Sekaligus mengucapkan selamat. “Wah….selamat. Sudah jadi suami istri sekarang,” celetuk seorang warga. Slamet tersipu. Mukanya memerah. Dia bertingkah manja dan mesra dengan istrinya. Namun, Rohaya dengan wajah keriputnya sedikit malu-malu.
“Agak minggir dikit,” ucap Rohaya. Mendengar permintaan istrinya, Slamet berujar,” Biarlah. Kita ‘kan sudah nikah.”
Keduanya saling mencintai. Slamet yang tidak tamat Sekolah Dasar itu, mengaku menyayangi Rohaya sejak tiga tahun lalu. Ketika itu, dirinya jatuh sakit. Hampir satu bulan. “Saya sakit, dia yang merawat. Dari situ saya mulai suka dengannya,” aku pria yang belajar dan bisa baca tulis secara otodidak ini.