PALU EKSPRES, SIGI – Peringatan Hari ulang tahun (HUT) ke 9 Kabupaten Sigi tahun 2017 dipusatkan di Kecamatan Kulawi. Sebuah kecamatan yang ditempuh dengan waktu 1 Jam perjalanan dari ibukota Sigi. Jarak serta medan yang berliku tidak mengurangi khidmat dan meriahnya acara puncak HUT, Rabu (12/7).
HUT kali ini sengaja digelar di kecamatan agar pemerintah senantiasa dekat dengan masyarakat. Seperti yang diungkapkan Bupati Sigi Irwan Lapata ketika berbicara sebagai inspektur upacara di lapangan kecamatan Kulawi.
“Saya mendorong acara hari ulang tahun Kabupaten Sigi ke 9 agar dilaksanakan di kecamatan. Karena jangan sampai ada anggapan bahwa kabupaten Sigi hanya milik segelintir orang saja, akan tetapi Sigi milik kita semua. Dan tahun depan dilaksanakan di Kecamatan Palolo” tegas Irwan.
Irwan berharap kabupaten Sigi semakin maju dan mandiri. Salah satu tolok ukurnya adalah melalui pengelolaan keuangan yang baik dan transparan.
Walaupun tahun 2016 Sigi masih mendapat opini wajar dengan pengecualian (WDP), Ia berharap agar tahun ini mendapat kemajuan yaitu mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP).
Pada acara tersebut juga dilakukan peluncuran program pelayanan masyarakat, diantaranya SIGI MASAGENA adalah semacam kartu Indonesia sehat. Program ini membantu melayani masyarakat dalam bidang kesehatan.
Kemudian PBB ONLINE pembayaran pajak bumi dan bangunan yang dapat dilakukan secara jarak jauh tanpa harus datang ke kantor pajak. Termasuk launching program gerakan masyarakat sehat (Germas) dengan membiasakan diri rutin makan buah. Sebab Sigi melimpah akan hasil bumi terutama buah.
Staf Ahli Gubernur Sulteng, Mohamad Hidayat Lamakarate, mewakili Gubernur menyerahkan secara simbolis dokumen pernikahan dalam kesempatan itu. Pesertanya adalah pasangan suami istri nikah massal.
Ini merupakan perhatian pemerintah atas legalitas keabsahan pernikahan yang diakui secara agama dan negara. Rektor IAIN Palu Prof. Zainal Abidin juga didaulat memberi nasehatnya kepada seluruh masyarakat Sigi.
Zainal mengatakan moment HUT Sigi tahun ini hendaknya dijadikan moment untuk saling menghargai perbedaan. Menurut dia, Allah SWT menciptakan manusia itu berbeda-beda. Perbedaan itu mutlak menurut Zainal.
