PALU EKSPRES, PALU – Para kepala sekolah diminta untuk meningkatkan pengawasan, terhadap segala hal yang berkaitan dengan sekolah yang dipimpinnya. Pengawasan tersebut, baik kepada para siswa secara khusus, juga kepada para guru dan tenaga kependidikan secara umum. Hal ini menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, H. Ansyar Sutiadi, untuk mencegah terjadinya hal-hal negatif yang melibatkan anak-anak sekolah.
“Kepada seluruh kepala sekolah, kami sudah menginstruksikan agar meningkatkan pengawasan kepada guru, siswa dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah, sehingga anak-anak didik kita ini tidak bolos selama jam belajar. Harapan kita ini ditingkatkanlah pengawasan dan kepedulian terhadap sekolah,” ujar Ansyar, di ruang kerjanya, Selasa 15 Agustus 2017.
Ansyar menjelaskan, kepala sekolah memiliki fungsi penuh dalam me-manage segala hal yang berkaitan dengan sekolahnya. Selain itu, juga dibutuhkan pengawasan yang baik, agar seluruh sistem dapat berjalan lancar di sekolahnya masing-masing.
“Saat ini, regulasi terbaru guru-guru yang memiliki nomor induk kepala sekolah, sudah tidak mengajar, fungsinya full di manajerial. Jadi saya bilang ke kepala-kepala sekolah, komiu jangan hanya duduk di belakang meja, kepala sekolah itu harus turun langsung memantau sekolahnya, (harus tahu) gurunya di mana dan siswanya di mana. Karena lemah pengawasan, sehingga menimbulkan adanya anak-anak sekolah yang berkeliaran pada jam sekolah,” jelasnya.
Menurut Ansyar, kesuksesan sebuah sekolah sangat bergantung dari kepala sekolahnya. Olehnya, kepala sekolah harus inovatif, kreatif dan peduli. “80 persen kesuksesan sekolah berada di tangan kepala sekolah, oleh karenanya kepala sekolah itu harus peduli kreatif dan inovatif,” imbuhnya.
Selain itu lanjut Ansyar, fungsi pembinaan harus terus dikedepankan oleh pihak sekolah, dalam menghadapi pelajar yang memiliki masalah. Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari tanggung jawab bersama, dalam memberikan pendidikan dan pengajaran serta pembentukan karakter anak bangsa. Olehnya, ia menekankan agar dalam menghadapi siswa bermasalah, tidak mengambil pilihan drop out (mengeluarkan siswa). Karena kata Ansyar, opsi drop out hanya akan memindahkan perilaku anak tersebut ke tempat lain.