PALU EKSPRES, PALU – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, H. Abdullah latopada meminta kepada pihak yang ingin melaksanakan aksi solidaritas dan peduli Rohingya, untuk tidak berlaku anarkis. Ia mengimbau agar massa yang akan melangsungkan aksinya, dapat menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.
Hal ini disampaikannya, menanggapi rencana Forum Umat Islam (FUI) Sulteng, menggelar aksi solidaritas peduli Rohingya, dengan salah satu sasaran aksi yakni Kantor Wilayah Kemenag Sulteng, pada Rabu 6 September 2017 siang.
Abdullah menyebutkan, dirinya siap menerima kedatangan massa FUI Sulteng di kantornya, dan mengaku akan memfasilitasi pertemuan FUI dengan perwakilan dari agama Buddha.
“Kalau seperti itu keingian saudara-saudaraku di FUI, Insya Allah saya siap terima kedatangan mereka,” kata Abdullah, saat ditemui di ruang kerjanya Selasa 5 September 2017.
Ia juga menegaskan, persaudaraan di antara umat Islam merupakan hal yang mutlak. Olehnya, ia mengaku sangat merespons dan mengapresiasi apa yang menjadi tuntutan FUI, yakni keadilan bagi umat Muslim Rohingya di Myanmar.
“Tapi mohon, jangan sampai apa yang terjadi di Myanmar sana, merusak kebhinekaan, persaudaraan dan kerukunan umat beragama yang ada di Indonesia, khususnya di Sulteng,” harapnya.
Abdullah juga meminta kepada umat Islam, dalam menyuarakan keprihatinannya terhadap tragedi Rohingya, tetap menunjukkan sikap yang beradab, yakni menunjukkan Islam yang rahmatan lil alamin.
“Karena sebagai umat yang terbaik, tetaplah menjadi teladan walaupun kita dalam keadaan marah,” imbuhnya.
Abdullah tidak menampik, bahwa yang terjadi di Myanmar tidak lepas dari persoalan agama. Namun selain itu, juga banyak faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya krisis kemanusiaan di wilayah Rakhine, Myanmar tersebut.
Olehnya, menurut penilain Abdullah Latopada, langkah FUI yang juga melakukan tekanan sosial dan politik, diharapkan dapat memberikan angin segar bagi kaum Muslimin Rohingya, terlepas dari segala penderitaannya.
“Saya haqqul yakin, bahwa Umat Buddha di Indonesia, juga tidak sepaham dengan yang dilakukan umat Budha di Myanmar sana. Saya juga secara khusus, akan meminta umat Budha di Sulteng, untuk membuka Posko kemanusiaan bagi masyarakat Muslim Myanmar. Hal itu, sebagai bukti bahwa mereka juga tidak sepakat dengan aksi penindasan di Myanmar,” tandasnya.